Ribuan Demonstran Mengamuk, Rumah Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina Dibakar dan Dihancurkan
By Shandi March
08 Feb 2025
.jpeg)
Ribuan Demonstran Bakar dan Hancurkan Rumah Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina. (X@Global_OSINT22)
LBJ - Ribuan demonstran di Bangladesh meluapkan kemarahan dengan menghancurkan rumah keluarga mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina. Aksi ini terjadi setelah Hasina menyampaikan pidato yang memicu kemarahan dari pengasingannya di India.
Menurut laporan The Guardian pada Sabtu (8/2), rumah yang menjadi simbol kemerdekaan Bangladesh itu menjadi sasaran amuk massa. Mereka menganggapnya sebagai lambang otoritarianisme yang diperjuangkan Hasina selama pemerintahannya.
NBC News melaporkan bahwa para pengunjuk rasa tidak hanya membakar rumah pendiri Bangladesh tetapi juga merobohkan bagian-bagiannya menggunakan derek dan ekskavator. Peristiwa ini terjadi saat Hasina memberikan pidato berapi-api melalui media sosial, menyerukan pendukungnya untuk menentang pemerintah sementara.
Serangan terhadap rumah keluarga Hasina dipicu oleh pidatonya yang disampaikan dari pengasingannya di India. Hasina melarikan diri dari Bangladesh pada 2024 setelah terjadi pemberontakan mahasiswa yang menentang kepemimpinannya selama 15 tahun.
Baca juga : Tolak Rencana Trump Soal Gaza, China Tegaskan Dukung Palestina
"Mereka tidak memiliki kekuatan untuk menghancurkan kemerdekaan negara dengan buldoser. Mereka mungkin menghancurkan sebuah gedung, tetapi mereka tidak akan dapat menghapus sejarah," ujar Hasina dalam pidatonya, mengutip The Guardian.
Rumah yang dihancurkan massa ini merupakan kediaman mendiang ayah Hasina, Sheikh Mujibur Rahman, pemimpin kemerdekaan Bangladesh. Di tempat inilah, deklarasi pemisahan Bangladesh dari Pakistan pada tahun 1971 diumumkan. Sheikh Mujibur Rahman dibunuh di rumah tersebut pada 1975, dan kemudian Hasina mengubahnya menjadi museum.
Sebelum serangan terjadi, para demonstran telah memberikan peringatan keras. Pada Rabu (5/2), sekelompok pengunjuk rasa mengancam akan "merobohkan" rumah tersebut jika Hasina tetap menyampaikan pidatonya. Partai politik yang dipimpin Hasina, Liga Awami, juga menjadi sasaran serangan oleh kelompok oposisi.
Hasnat Abdullah, seorang pemimpin mahasiswa, memperingatkan media untuk tidak menyiarkan pidato Hasina dan menulis di Facebook: "Malam ini Bangladesh akan dibebaskan dari tempat ziarah fasisme."
Baca juga : Israel dan Hamas Kembali Tukar Sandera, 183 Warga Palestina Dibebaskan
Seruan Ekstradisi dan Reaksi Pemerintah
Pemerintah sementara Bangladesh, yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus, telah meminta India untuk mengekstradisi Hasina. Namun, hingga kini India belum memberikan tanggapan terkait permintaan tersebut.
Selain itu, gelombang kekerasan juga menyasar beberapa rumah dan bisnis milik pendukung Liga Awami. Majalah Daily Star melaporkan bahwa sejumlah bangunan pendukung Hasina menjadi target serangan pada malam kejadian.
Sementara itu, pemerintah sementara menuduh Hasina melakukan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia selama masa kepemimpinannya sejak 2009.
Baca juga : Jenazah Jurnalis Metro TV Ditemukan Setelah 6 Hari Hilang Usai Kapal Meledak
Sebaliknya, Liga Awami menuduh pemerintahan Muhammad Yunus telah menekan kelompok minoritas di Bangladesh, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pemerintah sementara.
Organisasi Human Rights Watch yang berbasis di New York menyoroti gelombang kekerasan yang terjadi di Bangladesh pasca-penggulingan Hasina. Mereka mencatat adanya pola pelanggaran oleh pasukan keamanan yang kini menargetkan pendukung Liga Awami dan jurnalis.
Dalam laporan Januari lalu, Human Rights Watch menegaskan bahwa kepolisian kembali melakukan penahanan sewenang-wenang serta mengajukan tuntutan pidana massal terhadap individu yang tidak disebutkan namanya. Tindakan ini memungkinkan pihak berwenang mengintimidasi banyak orang dengan ancaman penangkapan.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini