Hamas Bebaskan Tiga Tawanan Israel, 183 Tahanan Palestina Pulang
By Cecep Mahmud
02 Feb 2025

Sebanyak 183 warga Palestina dibebaskan dalam proses pertukaran tawanan Palestina-Israel. (foto X/@__Yasn_)
LBJ - Kelompok Palestina Hamas membebaskan tiga tawanan Israel dalam proses pertukaran tawanan yang menandai tahap akhir dari kesepakatan gencatan senjata setelah 15 bulan konflik sengit di Gaza. Pertukaran ini melibatkan pembebasan 183 tahanan Palestina oleh Israel.
Warga negara ganda Prancis-Israel, Ofer Kalderon, serta warga negara Israel, Yarden Bibas dan Keith Siegel, diserahkan kepada Palang Merah di Gaza. Penyerahan berlangsung pada Sabtu di dua lokasi berbeda. Mereka tiba di Israel untuk pemeriksaan medis sebelum dipertemukan dengan keluarga.
Begitu tawanan Israel dipulangkan, bus pertama yang membawa 32 tahanan Palestina tiba di Ramallah, Tepi Barat. Para tahanan ini disambut meriah oleh keluarga mereka.
Baca juga: Israel Bebaskan 110 Tahanan Palestina, Termasuk Tokoh Perlawanan Terkenal
"Pemandangannya sungguh luar biasa," ujar reporter Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum.
Ia menambahkan bahwa proses kali ini lebih terorganisir dibandingkan sebelumnya.
Pertukaran tersebut merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada 19 Januari.
Kesepakatan ini diharapkan menjadi titik awal stabilitas di wilayah tersebut. Luciano Zaccara, pakar politik Timur Tengah dari Universitas Qatar, menyebut pembebasan ini sebagai bukti kekuatan organisasi Hamas di Gaza meskipun wilayah tersebut terus dibombardir oleh Israel.
Negosiasi tahap kedua kesepakatan gencatan senjata dijadwalkan dimulai Selasa depan. Pembahasan akan mencakup pembebasan lebih banyak tawanan Israel serta tahanan Palestina.
Baca juga: Larangan UNRWA Mulai Berlaku, Operasi Tetap Berjalan di Wilayah Palestina
Selain Ramallah dan Gaza, perbatasan Rafah juga dibuka untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan. Hal ini memungkinkan 50 pasien Palestina menyeberang ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurut laporan, 73 dari tahanan yang dibebaskan telah menjalani hukuman jangka panjang. Beberapa dari mereka mengalami kondisi kesehatan yang buruk dan dievakuasi menggunakan kursi roda. ICRC memastikan mereka mendapatkan perawatan sebelum dilepaskan.
Basil Farraj dari Universitas Birzeit menilai pembebasan ini tidak mengubah nasib buruk tahanan Palestina.
“Warga Palestina masih diperlakukan tidak manusiawi,” tegasnya.
Ia juga memperingatkan adanya kemungkinan Israel menangkap kembali beberapa tahanan yang telah dibebaskan.
Dengan gencatan senjata awal yang berjalan sesuai rencana, harapan besar muncul untuk mengakhiri konflik yang menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina sejak Oktober 2023.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini