×
image

Larangan UNRWA Mulai Berlaku, Operasi Tetap Berjalan di Wilayah Palestina

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 31 Jan 2025

UNRWA, sudah 70 tahun memberikan layanan kesehatan, pendidikan, dan bantuan pangan kepada pengungsi Palestina. (foto X/@UNHumanRights)

UNRWA, sudah 70 tahun memberikan layanan kesehatan, pendidikan, dan bantuan pangan kepada pengungsi Palestina. (foto X/@UNHumanRights)


LBJ - Larangan terhadap United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) di Israel resmi berlaku sejak Kamis (30/1/2025). Undang-undang ini melarang UNRWA beroperasi di wilayah kedaulatan Israel, termasuk Yerusalem Timur yang diduduki.

Menurut Stephane Dujarric, juru bicara PBB, meski larangan diterapkan, UNRWA tetap beroperasi di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.

“Klinik UNRWA di seluruh wilayah tetap buka. Operasi kemanusiaan di Gaza juga berjalan seperti biasa,” katanya.

UNRWA, yang sudah 70 tahun memberikan layanan kesehatan, pendidikan, dan bantuan pangan kepada pengungsi Palestina, menghadapi tantangan besar.

Baca juga: UNRWA Dilarang Beroperasi di Gaza: Nasib Jutaan Pengungsi Dipertaruhkan

Israel menuding beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Oktober 2023, meski belum ada bukti yang diserahkan.

Israel beralasan bahwa bantuan kemanusiaan tidak harus melalui UNRWA. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, mengatakan terdapat organisasi lain yang bisa menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza. Namun, kelompok HAM menilai larangan ini sebagai langkah politis yang bertujuan melemahkan pengungsi Palestina.

Pada Rabu, Mahkamah Agung Israel menolak petisi dari organisasi HAM Adalah. Pengadilan menyatakan bahwa larangan ini hanya berlaku di wilayah kedaulatan Israel, tidak termasuk Tepi Barat dan Gaza.

Turki mengecam kebijakan Israel ini. Mereka menilai tindakan tersebut sebagai “pelanggaran hukum internasional”. Sementara itu, Norwegia berjanji memberikan donasi sebesar $24 juta kepada UNRWA untuk memperkuat misinya.

Baca juga: Israel Putuskan Hubungan dengan UNRWA, Gaza Terancam Kelaparan

Espen Barth Eide, Menteri Luar Negeri Norwegia, mengatakan, “Gaza saat ini hancur, dan bantuan UNRWA lebih dibutuhkan daripada sebelumnya.”

Abu Nael Hamouda, seorang pengungsi berusia 74 tahun dari Gaza, menyebut UNRWA sebagai “napas kehidupan” bagi keluarganya.

“Tanpa UNRWA, kami akan mati lemas. Bantuan mereka adalah harapan kami,” ujarnya.

Sejak berdiri pada 1949, UNRWA telah menjadi tumpuan hidup bagi lebih dari 5,9 juta pengungsi Palestina di seluruh Timur Tengah.

Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, menegaskan bahwa organisasinya tidak akan berhenti bekerja.

"Sejak gencatan senjata dimulai, UNRWA telah membawa 60 persen makanan yang masuk ke Gaza, menjangkau lebih dari setengah juta orang. Kami melakukan sekitar 17.000 konsultasi medis setiap hari," katanya.

Meskipun Israel memutuskan hubungan dengan UNRWA, badan tersebut tetap teguh pada misinya untuk mendukung pengungsi Palestina yang masih terjebak dalam konflik.***

Sumber: Al Jazeera


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post