LBJ - Presiden AS Donald Trump kembali menetapkan kelompok Houthi sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO). Kebijakan ini memicu perdebatan luas di kalangan internasional.

Penetapan itu diumumkan oleh Gedung Putih pada Rabu (22/1/2025). Trump menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan respons terhadap serangan-serangan Houthi di Laut Merah.

“Penetapan ini untuk menghilangkan kemampuan dan operasi Houthi,” ujar pernyataan resmi Gedung Putih.

Houthi, yang didukung Iran, kerap menyerang kapal militer AS dan kapal komersial. Mereka juga mengklaim menyerang kapal yang dianggap terkait Israel. Serangan ini meningkat sejak Hamas melancarkan serangan besar ke Tel Aviv pada Oktober 2023.

Baca juga: Medan Perang Bergeser ke Tepi Barat, Warga Palestina Hidup dalam Ketakutan

Houthi menyebut aksinya sebagai bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza. Namun, menurut Trump, aksi Houthi membahayakan stabilitas kawasan dan jalur pelayaran internasional.

Pada awal masa jabatannya, Presiden Joe Biden mencabut status FTO Houthi. Biden berdalih bahwa kebijakan tersebut berisiko menghambat bantuan kemanusiaan ke Yaman.

Namun, AS tetap mengambil langkah tegas terhadap ancaman Houthi. Januari lalu, Washington membentuk koalisi maritim untuk menjaga keamanan di Laut Merah.

Baca juga: Israel dan Hamas Lanjutkan Gencatan Senjata Tahap Kedua, di Kairo

Keputusan Trump ini menuai reaksi beragam. Beberapa pihak mendukung langkah tersebut untuk menekan Houthi. Namun, kelompok pegiat kemanusiaan khawatir kebijakan ini akan memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman.

Saat ini, Houthi dilaporkan mempertimbangkan penghentian serangan terhadap Israel. Hal ini merupakan bagian dari upaya gencatan senjata di Gaza. Meski demikian, Trump menegaskan bahwa kebijakan ini akan terus ditegakkan untuk melindungi keamanan regional dan nasional.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini