Medan Perang Bergeser ke Tepi Barat, Warga Palestina Hidup dalam Ketakutan
By Cecep Mahmud
23 Jan 2025
Pasukan Israel mengepung rumah sakit pemerintah Palestina dan menyerbu kamp pengungsi di kota Jenin, Tepi Barat, pada hari Rabu. (foto X/@EmekaGift100)
LBJ - Pasca gencatan senjata di Gaza pada 15 Januari, Tepi Barat menghadapi lonjakan kekerasan. Warga Palestina melihat serangan oleh pemukim dan operasi militer sebagai langkah Israel untuk mencaplok lebih banyak tanah.
"Kami menyaksikan genosida di Gaza, dan kami takut hal serupa terjadi di sini," kata Shady Abdullah, seorang jurnalis dari Tulkarem.
Israel mulai mendirikan pos pemeriksaan baru di Tepi Barat pada 19 Januari. Pos ini membatasi gerak warga, termasuk petani yang menuju ladang mereka. Serangan pemukim semakin intensif, dengan pembakaran rumah dan kendaraan, serta pemukulan terhadap warga Palestina.
Baca juga: Serangan Israel di Jenin: 9 Warga Palestina Tewas, Puluhan Terluka
Menurut Tahani Mustafa dari International Crisis Group, ini adalah bagian dari strategi Israel untuk mencegah pembentukan negara Palestina.
“Kekerasan ini mengarah pada pengungsian warga, yang sejalan dengan tujuan Israel mencaplok tanah Palestina,” ujarnya.
Pada 21 Januari, Israel melancarkan operasi besar di kamp Jenin. Serangan ini menewaskan 10 orang, dengan alasan menghancurkan kelompok bersenjata.
Baca juga: Gencatan Senjata Gaza: Dokter Berjuang di Tengah Harapan dan Kerusakan
Seorang pemantau hak asasi manusia, Murad Jadallah, mengatakan, "Israel menyerang Tepi Barat utara seperti saat Intifada kedua."
Warga Palestina khawatir bahwa Tepi Barat akan menghadapi kekerasan seperti Gaza. Abbas Milhem, direktur Persatuan Petani Palestina, menegaskan bahwa tujuan Israel adalah mencaplok tanah dan memindahkan warga Palestina.
“Mereka tidak peduli hukum internasional atau hukum apa pun,” ungkap Ghassan Aleeyan, warga Betlehem.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini