Gencatan Senjata Israel-Hamas Dimulai 19 Januari, Ini Fakta-faktanya
By Shandi March
18 Jan 2025
Kabinet Israel meluluskan perjanjian pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza. (Foto :X @numanmazlan)
LBJ — Setelah melalui perdebatan panjang, Israel dan Hamas akhirnya sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata yang akan dimulai pada hari Minggu (19/1). Kesepakatan ini menjadi langkah besar dalam upaya menghentikan agresi yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 dan memberikan harapan akan berakhirnya konflik yang menyebabkan banyak korban jiwa di Gaza.
Menurut rilis resmi dari Kantor Perdana Menteri Israel, gencatan senjata ini akan dilakukan dalam tiga fase. Fase pertama akan berlangsung selama 42 hari, yang mencakup pembebasan sandera, penghentian serangan, dan peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Fase kedua akan berfokus pada pengakhiran perang, sementara fase ketiga mencakup pemulangan jenazah atau sisa-sisa tubuh sandera dan implementasi rencana rekonstruksi Gaza.
Baca juga : Usai Perdebatan Sengit, Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Gaza
Fakta-Fakta Gencatan Senjata Israel-Hamas:
1. 95 Tahanan Palestina Akan Dibebaskan
Kementerian Kehakiman Israel merilis daftar 95 tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Namun, pembebasan ini masih tergantung pada persetujuan pemerintah Israel dan baru akan dilakukan setelah pukul 16.00 pada hari Minggu (waktu setempat).
2. Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata
Pada Jumat (17/1), kabinet Israel yang terdiri dari 33 orang menyetujui gencatan senjata setelah melalui perdebatan panjang. Keputusan ini menandakan bahwa kesepakatan gencatan senjata akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari. "Setelah menimbang semua aspek politik, keamanan, dan kemanusiaan, kesepakatan ini mendukung tercapainya tujuan perang," demikian keterangan dari kabinet keamanan Israel.
Baca juga : Tolak Gencatan Senjata Menteri Israel Ancam Hengkang dari Pemerintahan
3. 101 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel
Sebelum gencatan senjata diberlakukan, sebanyak 101 warga Gaza tewas dalam serangan Israel yang terjadi antara Rabu (15/1) hingga Jumat (17/1). Serangan ini setelah tim negosiasi sepakat gencatan senjata di Doha, Qatar pada Rabu (15/1), yang menargetkan wilayah Al Mawasi dan rumah-rumah penduduk di Jabalia, Gaza Utara.
4. Menteri Israel Menentang Gencatan Senjata
Sebelum rapat kabinet pada Jumat, sempat terjadi ketegangan di dalam kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dua menteri, Bezalel Smotrich (Menteri Keuangan) dan Itamar Ben Gvir (Menteri Keamanan Nasional), secara terbuka menentang gencatan senjata.
Smotrich bahkan mengancam akan mundur dari kabinet jika kesepakatan tersebut disetujui, dengan menyebutnya sebagai “kesepakatan buruk yang berbahaya bagi keamanan Israel.”
Baca juga : Gencatan Senjata Gaza: Israel dan Hamas Sepakati Langkah Bersejarah
5. PA Siap Tanggung Jawab Penuh di Gaza
Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas, menyatakan kesiapan untuk mengambil alih tanggung jawab penuh di Gaza setelah gencatan senjata diterapkan.
"Pemerintah Palestina, di bawah arahan Presiden Abbas, telah menyelesaikan semua persiapan untuk mengemban tanggung jawab penuh di Jalur Gaza, dengan tim administratif dan keamanannya sepenuhnya siap untuk memenuhi tugas mereka," demikian rilis resmi kepresidenan Palestina, dikutip CNN.
Gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari ini memberikan harapan baru bagi wilayah Gaza yang selama ini dilanda perang berkepanjangan.
Dengan adanya kesepakatan pembebasan sandera dan langkah-langkah rekonstruksi, diharapkan perdamaian dapat tercapai meski tantangan besar masih ada di hadapan.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini