×
image

Israel Tingkatkan Serangan di Gaza di Tengah Upaya Gencatan Senjata di Doha

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 06 Jan 2025

Militer Israel meningkatkan serangan udara di Jalur Gaza meskipun perundingan gencatan senjata sedang berlangsung di Doha. (X/@lekh27)

Militer Israel meningkatkan serangan udara di Jalur Gaza meskipun perundingan gencatan senjata sedang berlangsung di Doha. (X/@lekh27)


LBJ - Militer Israel meningkatkan serangan udara di Jalur Gaza meskipun perundingan gencatan senjata sedang berlangsung di Doha. Serangan ini memicu lonjakan korban jiwa dan memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah yang sudah porak-poranda akibat konflik berkepanjangan.

Serangan terbaru ini terjadi saat mediator dari Mesir dan Qatar berupaya mempertemukan Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. Namun, di lapangan, kekerasan terus meningkat dengan dampak yang semakin meluas bagi warga sipil.

Dalam kurun waktu 72 jam terakhir, militer Israel melancarkan 94 serangan udara di berbagai lokasi di Gaza. Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, mengungkapkan bahwa sedikitnya 17 warga Palestina tewas hanya dalam satu hari serangan pada Minggu.

"Lima orang tewas dalam serangan udara yang menargetkan sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat, empat di Jabalia, dan lima lainnya di Khan Yunis," jelas Basal.

Baca juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Lumpuh Total Akibat Serangan Israel

Serangan di Khan Yunis juga menghantam pusat polisi Hamas, menyebabkan puluhan orang terluka. Tiga korban tewas lainnya tercatat dalam dua serangan udara di Rafah.

Penduduk setempat menggambarkan serangan ini sebagai salah satu yang paling intens sejak perang dimulai. Ledakan berkepanjangan dan puing-puing bangunan memenuhi sebagian besar wilayah yang terdampak serangan udara.

Sebelum serangan, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, telah mengeluarkan pernyataan tegas. Ia memperingatkan bahwa Israel akan melancarkan "serangan yang lebih kuat daripada yang pernah terjadi di Gaza dalam waktu yang lama" jika Hamas tidak menghentikan serangan roket dan membebaskan para sandera.

Militer Israel mengklaim telah menargetkan lebih dari 100 lokasi di Gaza selama akhir pekan, dengan tujuan menghancurkan infrastruktur militer Hamas dan melumpuhkan kemampuan serangan mereka.

Di tengah eskalasi ini, negosiasi gencatan senjata terus berlangsung di Doha. Kepala Mossad, David Barnea, dijadwalkan bergabung dengan delegasi Israel untuk melanjutkan pembicaraan dengan mediator dari Qatar dan Mesir.

Baca juAmerika Setujui Penjualan Senjata Senilai $8 Miliar ke Israel

Menurut laporan media Israel, pembahasan saat ini berfokus pada kesepakatan jangka pendek yang mencakup gencatan senjata selama enam hingga delapan minggu serta pertukaran tahanan.

Sumber Palestina menyatakan bahwa Hamas menunjukkan fleksibilitas terkait kesepakatan bertahap ini. Namun, belum ada tanda-tanda nyata bahwa kesepakatan akan segera tercapai.

Warga Gaza berada di tengah ketidakpastian antara harapan akan gencatan senjata dan ketakutan akan serangan yang lebih besar. Samir al-Amoudi, seorang warga Khan Yunis, berharap negosiasi di Doha bisa membawa hasil positif.

"Setiap hari, puluhan orang meninggal, dan seluruh keluarga musnah. Kita harus menghentikan bencana ini," ungkapnya dengan penuh harap.

Namun, sebagian warga lainnya tetap skeptis. Ahmed al-Hams, yang juga tinggal di Khan Yunis, menyatakan, "Belum ada optimisme. Penderitaan bertambah setiap hari — pembunuhan, kehancuran, kelaparan. Ini harus diakhiri."

Perang yang meletus sejak 7 Oktober 2023 telah membawa penderitaan luar biasa bagi penduduk Gaza. Data terbaru dari otoritas kesehatan Gaza menunjukkan bahwa lebih dari 45.805 warga Palestina telah tewas dan 109.064 lainnya terluka akibat serangan udara dan operasi darat Israel.

Jalur Gaza, yang dihuni lebih dari dua juta orang, kini menghadapi kelangkaan makanan, air bersih, serta layanan medis yang hampir lumpuh.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post