×
image

Hamas Tunjukkan Fleksibilitas dalam Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 03 Jan 2025

Perundingan gencatan senjata sudah mulai mendekati titik terang setelah hamas serta beberapa faksi di palestina bersepakat dengan Israel. (X/@Osint613)

Perundingan gencatan senjata sudah mulai mendekati titik terang setelah hamas serta beberapa faksi di palestina bersepakat dengan Israel. (X/@Osint613)


LBJ - Faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas, dilaporkan hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Kesepakatan ini juga mencakup pertukaran tahanan antara kedua pihak. Mohammad al-Hindi, Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina, menyatakan bahwa kesepakatan sebagian telah dicapai.

"Kami hampir mencapai kesepakatan, meskipun sebagian, untuk pertukaran tahanan dengan pendudukan (Israel) dan gencatan senjata," ujar al-Hindi seperti dikutip dari Xinhua.

Perundingan ini melibatkan Hamas dan faksi Palestina lainnya, dengan dukungan dari mediator internasional. Di sisi lain, Israel juga aktif dalam proses negosiasi meski sering kali dianggap menghambat kemajuan perundingan dengan tuntutan yang dinilai tidak masuk akal.

Al-Hindi menekankan bahwa perlawanan Palestina bertujuan untuk menghentikan penderitaan rakyat Gaza di tengah serangan yang terus berlangsung.

Baca juga: Upaya Gencatan Senjata Gaza: Delegasi Hamas Bertemu Mediator di Kairo

Perundingan ini telah berlangsung intensif selama beberapa minggu terakhir. Diskusi mulai mendapat titik terang setelah beberapa kesepakatan awal mulai terbentuk antara kedua pihak.

Menurut sumber yang sama, faksi Palestina memerlukan waktu sekitar satu minggu untuk menyiapkan daftar sandera Israel yang akan dibebaskan sesuai kesepakatan tahap pertama.

Meskipun lokasi pasti dari negosiasi ini dirahasiakan, pembicaraan ini berlangsung melalui mediator internasional di luar wilayah konflik langsung antara kedua pihak.

Mediator berperan penting dalam menjembatani komunikasi dan memastikan setiap pihak memahami tuntutan lawan bicaranya.

Kesepakatan ini dianggap sangat penting untuk menghentikan eskalasi kekerasan dan mengurangi penderitaan warga sipil di Jalur Gaza.

Baca juga: 17 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Gaza

Sejak konflik meletus pada 7 Oktober 2023, serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 45.500 kematian di pihak Palestina. Di sisi lain, serangan Hamas ke wilayah selatan Israel menewaskan lebih dari 1.200 orang.

"Perlawanan berupaya untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza melalui perundingan," tegas al-Hindi.

Hamas dikabarkan telah menunjukkan sikap fleksibel dengan menyetujui permintaan Israel untuk memasukkan 12 nama tentara tambahan dalam daftar pembebasan tahap pertama.

Namun, Hamas menetapkan syarat tertentu sebagai imbalan atas konsesi tersebut.

"Hamas telah menunjukkan fleksibilitas dan setuju untuk menambahkan nama-nama prajurit ini ke daftar pembebasan sandera tahap pertama, tetapi telah menetapkan persyaratan sebagai imbalan atas konsesi ini," tambah al-Hindi.

Meski ada kemajuan, perundingan tidak berjalan mulus. Al-Hindi menuding Israel sering kali menghambat jalannya diskusi dengan tuntutan yang dianggap tidak masuk akal.

Namun, pihak Palestina tetap berkomitmen untuk mencapai kesepakatan demi meredakan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza.

Sejak konflik dimulai, Jalur Gaza mengalami kehancuran besar-besaran. Ribuan bangunan hancur, fasilitas kesehatan lumpuh, dan krisis kemanusiaan semakin parah.

Warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, menjadi korban utama dari konflik yang berkepanjangan ini.

Meskipun tantangan besar masih menghadang, kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan diharapkan dapat memberikan secercah harapan bagi kedua belah pihak.

Perundingan yang sedang berlangsung menjadi kunci penting untuk membuka jalan menuju perdamaian yang lebih berkelanjutan.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post