LBJ - Perang Israel di Gaza telah berlangsung selama 14 bulan. Hingga Senin, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 45.000 korban jiwa. Di antaranya, 17.000 adalah anak-anak. Jumlah ini tidak termasuk 11.000 orang yang masih hilang di bawah reruntuhan.

“Jumlah korban jiwa di Gaza tidak tertahankan bagi warga Palestina,” ujar Hind Khoudary, jurnalis Al Jazeera dari Deir el-Balah.

Ia menambahkan bahwa serangan terus menyasar sekolah, tempat penampungan, dan rumah sakit.

Situasi di Gaza utara disebut sangat mengerikan.

Baca juga: Blinken Akui Komunikasi dengan HTS Demi Masa Depan Suriah

“Penembakan dan serangan udara terus berlanjut. Tim penyelamat tidak dapat menjangkau korban,” jelas Khoudary.

Pada Minggu, serangan terhadap Sekolah Khalil Oweida di Beit Hanoon menambah daftar panjang tragedi.

“Kami melihat warga Palestina terluka parah, tapi tidak ada yang bisa menolong mereka,” tambah Khoudary.

Senin pagi juga berlangsung “berdarah,” menurut Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera. Ia melaporkan dari pusat Jalur Gaza bahwa serangan menghantam kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan 52 orang dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Serangan Israel di Gaza, 27 Warga Palestina Tewas di Al-Nuseirat

Serangan udara Israel juga menewaskan 10 warga sipil di lingkungan Shujayea, Gaza Timur. Korban termasuk dua orang tua dan dua anak mereka yang sedang berada di rumah.

Serangan lainnya terjadi di Sekolah Ahmad Bin Abdul Aziz di Khan Younis pada Minggu. Setidaknya 20 pengungsi meninggal dalam serangan itu. Israel mengklaim menargetkan anggota Hamas di kompleks sekolah tersebut, tetapi belum memberikan bukti.

Penderitaan berlanjut dengan tewasnya jurnalis Al Jazeera, Ahmed al-Louh. Ia terbunuh bersama lima pekerja pertahanan sipil dalam serangan di kamp Nuseirat.

Kini, total korban jiwa mencapai sekitar 2 persen dari populasi Gaza sebelum perang, yang berjumlah 2,3 juta orang.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini