Ketika 42 Jurnalis Dilatih Bertahan Hidup di Simulasi Kontak Tembak Kostrad

By Shandi March
16 Dec 2025
Sebanyak 42 jurnalis yang mengenakan seragam Komponen Cadangan (Komcad) tampak mengikuti insting bertahan hidup. (DOK. Setjen Infohan Kemhan)
LBJ - Suasana pagi di kawasan Resimen Latihan dan Pertempuran (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, mendadak berubah tegang. Dentuman letusan senjata memecah kesunyian, membuat puluhan jurnalis refleks merunduk, tiarap, hingga berlindung di balik kontur medan yang tersedia, Selasa (16/12).
Sebanyak 42 jurnalis yang mengenakan seragam Komponen Cadangan (Komcad) tampak mengikuti insting bertahan hidup. Beberapa di antaranya terlihat tersentak, sebelum akhirnya bergerak cepat mengikuti arahan instruktur.
Bagi peserta yang belum terbiasa mendengar suara tembakan, momen tersebut sempat memicu kepanikan singkat.
Instruksi singkat dan tegas terdengar di tengah simulasi. Para jurnalis diarahkan untuk membaca situasi, menjaga jarak pandang, serta melindungi diri dan peralatan liputan. Skenario ini sengaja dirancang menyerupai kondisi peliputan di wilayah rawan konflik.
Baca juga : Rentetan Insiden Mobil MBG: Dari Tabrak Murid SD hingga Kecelakaan di Depok
Latihan tersebut menjadi bagian dari program pembekalan prosedur kedaruratan bagi awak media yang digelar Kementerian Pertahanan pada 14–20 Desember 2025. Dalam simulasi ini, peserta tidak hanya belajar teknik perlindungan diri, tetapi juga memahami cara bertindak saat berada di tengah situasi berisiko tinggi.
Perwira Seksi Operasi (Pasiops) Menlatpur Kostrad Sanggabuana, Kapten (Inf) Syaepurrahman, memimpin langsung jalannya latihan. Ia mengarahkan peserta untuk membatasi pergerakan, menahan posisi, serta mengatur pernapasan demi menjaga ketenangan.
Syaepurrahman menegaskan bahwa pembekalan tersebut menitikberatkan pada keselamatan jurnalis saat melakukan peliputan bersama pasukan TNI di daerah rawan.
Ia menyebut, dalam kondisi kontak senjata, jurnalis harus memahami pedoman dasar bertahan hidup.
Baca juga : Deretan Kasus Resbob: Dari Konflik dengan Azizah Salsha hingga Ujaran Kebencian terhadap Sunda
“Mulai dari menghilang atau tiarap, mencari perlindungan, menilai dan menganalisis situasi, memilih kejadian yang akan dipublikasikan, hingga mendokumentasikan,” ujar Syaepurrahman, Selasa (16/12).
Pembekalan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah yang mewakili Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin pada Senin (15/12/2025).
Dalam amanatnya, Freddy menekankan bahwa upaya pertahanan negara tidak semata menjadi tanggung jawab militer. Menurutnya, peran insan pers juga menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan nasional.
“Pertahanan negara tidak hanya berada di tangan aparat militer, tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa, termasuk insan pers,” kata Freddy.
Ia menambahkan, kesiapan jurnalis dalam menghadapi situasi ekstrem akan memberi kontribusi nyata bagi kekuatan bangsa.
“Awak media yang tangguh, terlatih, dan memahami prosedur kedaruratan, secara tidak langsung turut memperkuat ketahanan nasional,” tambah dia.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini
