×
image

Bersenjata Sajam, 15 WN China Serang TNI dan Rusak Kendaraan Tambang di Ketapang

  • image
  • By Shandi March

  • 15 Dec 2025

Ilustrasi. 15 WN China Serang TNI dan Rusak Kendaraan Tambang di Ketapang, Kalimantan Barat.  (Foto:Pixabay)

Ilustrasi. 15 WN China Serang TNI dan Rusak Kendaraan Tambang di Ketapang, Kalimantan Barat. (Foto:Pixabay)


LBJ - Aksi brutal melibatkan belasan warga negara asing asal China mengguncang kawasan pertambangan emas di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Insiden itu terjadi di sekitar area operasional PT Sultan Rafli Mandiri (PT SRM), Kecamatan Tumbang Titi, dan sempat memicu kepanikan pekerja serta aparat pengamanan.

Kelompok yang berjumlah sekitar 15 orang tersebut diduga melakukan penyerangan terhadap personel keamanan dan anggota TNI yang berada di lokasi. Tak hanya itu, mereka juga merusak sejumlah kendaraan perusahaan. Para pelaku diketahui membawa senjata tajam, airsoft gun, hingga alat setrum saat melancarkan aksinya.

Kapolsek Tumbang Titi, Iptu Made Adyana, membenarkan peristiwa tersebut. Ia memastikan kondisi di lapangan telah kembali terkendali setelah kejadian.

“Sampai dengan saat ini situasi kondusif,” jelasnya, Minggu (14/12) malam.

Baca juga : Siapa Ahmed Al Ahmed? Warga Muslim yang Jadi Pahlawan Saat Penembakan Sydney

Aksi tersebut berlangsung di area sekitar perusahaan tambang emas PT SRM. Meski kerusakan dan penyerangan terjadi, pihak perusahaan hingga kini belum secara resmi melaporkan insiden itu ke kepolisian.

“Belum (buat laporan),” kata Iptu Made singkat.

Ia menyebutkan manajemen PT SRM masih melakukan koordinasi internal bersama tim kuasa hukum untuk menentukan langkah lanjutan.

Chief Security PT SRM, Imran Kurniawan, memaparkan bahwa kejadian berlangsung pada Minggu sore sekitar pukul 15.40 WIB di Desa Pemuatan Batu. Dalam insiden tersebut, satu unit mobil dan satu sepeda motor milik perusahaan mengalami kerusakan berat.

“Dalam aksi penyerangan ini, satu mobil dan sepeda motor perusahaan kami dirusak oleh WN China,” kata Imran.

Ia menjelaskan, situasi bermula ketika petugas keamanan perusahaan mendeteksi aktivitas penerbangan drone di sekitar area tambang. Pada waktu yang hampir bersamaan, lima anggota TNI dari Batalyon Zeni Tempur 6/Satya Digdaya (Yonzipur 6/SD) yang tengah melaksanakan latihan dasar satuan ikut melakukan pengejaran terhadap operator drone tersebut.

Baca juga : Viral! Influencer Resbob Diduga Hina Suku Sunda, Wagub Jabar Minta Polisi Bertindak

“Saat anggota pengamanan kami mengejar pilot drone, lima anggota Yonzipur 6/SD yang ada di lokasi kejadian karena mereka sedang dalam kegiatan LDS (latihan dasar satuan) di PT SRM. Jadi total ada enam yang mengejar pilot drone,” beber Imran.

Sekitar 300 meter dari pintu masuk perusahaan, petugas mendapati empat WNA yang diduga menerbangkan drone. Namun situasi mendadak berubah ketika sebelas WNA lainnya muncul dan langsung melakukan penyerangan.

“Saat anggota pengamanan kami dan anggota TNI turun dari kendaraan, tiba-tiba datang sebelas WN China lainnya. Mereka membawa empat bilah sajam dan airsoft gun serta alat setrum,” kata Imran.

Karena kalah jumlah dan untuk menghindari benturan yang lebih besar, para petugas memilih mundur ke area perusahaan. Hingga kini, motif penerbangan drone maupun penyerangan tersebut masih belum terungkap.

“Yang jelas, kejadian ini terjadi setelah pihak kami mengejar pilot atau orang yang menerbangkan drone. Motif menerbangkan drone atau penyerangan belum diketahui,” ujar Imran.

Pihak keamanan perusahaan telah mengamankan satu bilah senjata tajam sebagai barang bukti dan berkoordinasi dengan kepolisian setempat.

Aparat Polsek Tumbang Titi telah mendatangi lokasi untuk mendalami insiden tersebut lebih lanjut.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post