BRIN Kirim Mobil Arsinum untuk Pasok Air Minum Bersih di Wilayah Bencana Sumatera

By Shandi March
08 Dec 2025
BRIN Kirim Mobil Arsinum untuk Pasok Air Minum Bersih di Wilayah Bencana Sumatera. (X@brin_indonesia)
LBJ - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan mengirimkan mobil pembuat air minum—Arsinum—ke beberapa wilayah terdampak banjir di Sumatera. Langkah cepat ini menjadi upaya mempercepat pemulihan pascabencana, terutama untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (8/12), Kepala BRIN Arif Satria menegaskan kemampuan teknologi tersebut.
“Arsinum itu satu mobil, di mana mobil itu bisa mengubah air yang penuh lumpur menjadi air langsung siap minum,” ujarnya tanpa perubahan kutipan.
Baca juga : BRIN Ungkap 118 DAS Terdampak Banjir Aceh–Sumut, Data Satelit Jadi Rujukan BNPB
Tiga unit Arsinum diluncurkan pada hari yang sama agar dapat segera dikirim ke titik bencana. Masing-masing mobil mampu memproduksi hingga 10.000 liter air bersih per hari, kapasitas yang dinilai cukup signifikan untuk situasi darurat.
Arif menyampaikan harapan agar setiap daerah kelak memiliki minimal satu unit Arsinum sebagai kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
“Kalau setiap provinsi memiliki Arsinum sekian banyak, kemudian kabupaten punya Arsinum sekian banyak, saya kira akan sangat membantu untuk mempercepat proses pemulihan,” katanya.
Selain Arsinum, BRIN juga mengoperasikan pesawat tanpa awak (drone) dengan sensor khusus di sejumlah titik terdampak. Drone ini mampu mendeteksi objek hingga kedalaman 100 meter — mulai dari potensi sumber air sampai pencarian korban tertimbun.
Baca juga : Prabowo Siapkan Bantuan Rp60 Juta per Rumah untuk Warga Terdampak Banjir Sumatra
Arif menyebut penyebaran drone di setiap provinsi akan meningkatkan efisiensi kerja lapangan.
“Memang drone kan butuh pilot sendiri yang harus punya sertifikasi, sehingga paling tidak kalau barang ini sudah tersedia di banyak tempat akan sangat membantu,” tuturnya.
BRIN juga tengah mengkaji potensi epidemiologi pascabencana, termasuk analisis penyakit yang berpotensi muncul setelah banjir.
Kajian tersebut akan menjadi dasar rekomendasi kebijakan bagi kementerian teknis untuk memastikan mitigasi dilakukan lebih optimal.
“Setelah kajian ini selesai, akan kami sampaikan ke kementerian teknis apa-apa yang harus dilakukan terkait dengan bagaimana memitigasi bencana, supaya tidak terulang lagi di kemudian hari,” tambah Arif.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini
