LBJ — Kepolisian akhirnya mengambil langkah tegas terhadap Ayu Puspita, pemilik Wedding Organizer (WO) PT Ayu Puspita Sejahtera (APS) yang belakangan menjadi pusat perhatian publik akibat dugaan penipuan jasa pernikahan. Ayu diciduk bersama empat pegawainya setelah laporan para calon pengantin masuk secara resmi ke Polres Metro Jakarta Utara.

Penangkapan tersebut menutup rangkaian panjang keluhan pasangan pengantin yang merasa ditinggal WO di hari bahagia mereka. Polisi menyebut pemeriksaan terhadap Ayu dan timnya kini berlangsung intensif.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Erick Frendriz mengonfirmasi laporan masyarakat terkait dugaan penipuan dan penggelapan tersebut.

Baca juga : Suami Ayu Puspita Bantah Tahu Aliran Dana Penipuan WO

"Polres Metro Jakarta Utara menerima laporan dari beberapa pelapor terkait penipuan atau penggelapan yang dilakukan salah satu wedding organizer di wilayah Jakarta," ujar Erick di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (8/12).

Dari penyelidikan awal, WO Ayu Puspita diduga menjalankan modus klasik: menerima full payment namun gagal menyediakan layanan di hari pelaksanaan.

Salah satu kasus paling mengejutkan adalah absennya catering di hari pernikahan, padahal pembayaran sudah dilakukan penuh.

"WO ini sudah menerima uang untuk melaksanakan resepsi, kemudian pada hari H tidak terlaksana sesuai kesepakatan. Salah satu contoh, makanan yang harusnya dihadirkan saat pesta tidak dating," lanjut Erick.

Kekecewaan korban memuncak ketika mereka mengetahui jumlah kerugian yang dibayarkan tidak sedikit. Banyak pasangan mengaku telah menyerahkan dana hingga puluhan juta rupiah untuk memercayakan momen pernikahan kepada WO APS.

Baca juga : Ayu Puspita Dinanti Diduga Pakai Dana Klien WO Rp15 M untuk KPR, Rumah Mewah Kini Dilego

Ayu Puspita dan empat pegawainya pertama kali diamankan di wilayah Jakarta Timur. Warga disebut memberikan informasi langsung kepada polisi hingga akhirnya tim bergerak cepat.

Setelah diperiksa, kelimanya diserahkan ke Polres Metro Jakarta Utara karena laporan resmi berada di wilayah tersebut.

"Ada lima orang yang sedang kami periksa, termasuk pemilik, manajer, dan karyawan," ungkap Erick.

Hingga kini, polisi baru menerima satu laporan resmi di Polres Metro Jakarta Utara. Namun, berbagai pengaduan di wilayah lain mengindikasikan bahwa jumlah korban jauh lebih banyak dari yang terlihat.

"Termasuk dari korban lain masih banyak yang berdatangan. Ternyata banyak yang menjadi korban WO tersebut," ujar Erick.

Soal total kerugian, kepolisian belum dapat memastikan karena proses verifikasi laporan masing-masing korban masih berlangsung.

"Kerugian masih dihitung, karena banyak korban-korban baru," kata Erick.

Kasus ini memicu gelombang solidaritas di media sosial. Banyak korban berbagi pengalaman pahit, termasuk pasangan yang harus menanggung malu di hadapan tamu karena hajatan tak berjalan sebagaimana mestinya.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini