×
image

Petugas Gugur dalam Operasi Tambang Emas Ilegal Gunung Salak

  • image
  • By Shandi March

  • 04 Nov 2025

Ilustrasi. Satu anggota tim gabungan tewas dalam operasi penertiban tambang emas ilegal di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Jawa Barat. (Foto:Freepik)

Ilustrasi. Satu anggota tim gabungan tewas dalam operasi penertiban tambang emas ilegal di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Jawa Barat. (Foto:Freepik)


LBJ — Satu anggota tim gabungan tewas dalam operasi penertiban tambang emas ilegal di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Jawa Barat. Operasi tersebut digelar sejak 29 Oktober 2025 oleh Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Kehutanan bersama aparat TNI dan pemerintah daerah.

Petugas yang gugur diketahui bernama Adi Pamungkas, anggota tim lapangan yang bertugas di Blok Ciear, Desa Cisarua, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Ia meninggal saat operasi penindakan berlangsung pada Senin, 3 November 2025.

“Kami menyampaikan duka mendalam kepada keluarga almarhum Adi Pamungkas. Semoga Allah menerima seluruh pengabdiannya dalam menjaga hutan,” ujar Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki dalam siaran pers resmi Kemenhut, Selasa (4/11).

Penindakan dilakukan terhadap aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang marak di kawasan hutan lindung Gunung Halimun Salak.

Baca juga : Lolos dari Penjara, Onad Diputuskan Rehabilitasi Narkoba 3 Bulan

Berdasarkan hasil pemetaan Gakkum, sedikitnya terdapat 411 lubang tambang ilegal dan 1.119 pondok kerja tersebar di tujuh titik utama, antara lain Gunung Telaga, Cisoka, Gunung Kencana, Gunung Botol, Gang Panjang, Cibeduk, dan Gunung Koneng.

Operasi gabungan yang melibatkan 60 personel terdiri dari Ditjen Gakkum Kehutanan, Balai TNGHS, Yonif 315, serta Koramil Cigudeg. Pada hari pertama, tim berhasil menghancurkan 31 tenda biru dan mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk sianida, jeriken oli bekas, timbangan manual, dan kayu pengaduk yang digunakan untuk proses pemurnian emas.

Tim di lapangan juga melakukan penghentian kegiatan serta penertiban seluruh sarana pertambangan ilegal yang ditemukan.

Meski operasi berlangsung intensif, tim menghadapi sejumlah kendala teknis di lapangan. Salah satunya adalah pola berpindah-pindah lokasi yang dilakukan para penambang ilegal. Mereka biasanya menghindari petugas dengan menutup lubang tambang dan membuka yang baru di area berbeda.

Selain itu, medan curam dan sulit dijangkau di kawasan pegunungan menambah risiko bagi tim penegak hukum. Sejumlah anggota harus menempuh jalur ekstrem selama berjam-jam untuk mencapai titik tambang.

Baca juga : Puding Misterius Program MBG Diduga Bikin Puluhan Siswa SDN 01 Meruya Selatan Keracunan

Gunung Halimun Salak selama ini dikenal sebagai kawasan konservasi dengan biodiversitas tinggi, tetapi juga menjadi target eksploitasi emas ilegal sejak satu dekade terakhir. Aktivitas PETI tak hanya merusak hutan, tetapi juga mencemari sungai dengan limbah merkuri dan sianida.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post