×
image

Pandji Pragiwaksono Didesak Minta Maaf Usai Singgung Adat Rambu Solo di Panggung Komedi

  • image
  • By Shandi March

  • 03 Nov 2025

Pandji Pragiwaksono Didesak Minta Maaf Usai Singgung Adat Rambu Solo di Panggung Komedi. (X@CakKhum)

Pandji Pragiwaksono Didesak Minta Maaf Usai Singgung Adat Rambu Solo di Panggung Komedi. (X@CakKhum)


LBJ – Komika Pandji Pragiwaksono kembali menjadi sorotan publik setelah materi stand up-nya yang menyinggung adat Rambu Solo, upacara kematian khas Toraja, viral di media sosial. Candaan Pandji dianggap tidak pantas dan melecehkan nilai budaya leluhur.

Video yang beredar menunjukkan Pandji menyinggung bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena menggelar pesta pemakaman yang mahal.

Ia juga menyebut jenazah yang belum dimakamkan dibiarkan di ruang tamu, tepat di depan televisi.

"Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal makaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya,” ujar Pandji dalam video yang kini menuai kritik luas.

Baca juga : Onadio Leonardo dan Beby Prisillia Terjerat Narkoba: Dari Pesawat, Pesta, Hingga Keciduk Polisi

"Dan banyak yang ga punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu. Ini praktik umum. Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV di ruang tamu gitu. Kalau untuk keluarganya sih biasa aja ya, tapi kalau ada yang bertamu kan bingung ya. Nonton apapun di TV berasa horor," lanjut Pandji yang langsung disambut tawa riuh penonton.

PMTI Desak Permintaan Maaf Terbuka

Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar, Amson Padolo, menegaskan bahwa pernyataan Pandji telah melukai hati masyarakat Toraja. Ia meminta Pandji menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

“Kami sangat menyayangkan seorang tokoh publik berpendidikan seperti Pandji menjadikan adat Toraja sebagai bahan lelucon,” ujar Amson, dikutip Senin (3/11).

Amson menyebut humor seharusnya menjadi medium untuk membangun kesadaran sosial, bukan memperkuat stereotip.

“Tidak semua hal bisa dijadikan bahan tertawaan. Bagi kami, ini bukan lucu, ini menyakitkan,” tegasnya.

Baca juga : Bupati Sudewo Lolos Pemakzulan, DPRD Pati Hanya Minta Evaluasi Kinerja

Menurut Amson, ada dua hal yang paling menyinggung: pernyataan Pandji soal kemiskinan akibat pesta adat dan tudingan bahwa jenazah disimpan di depan televisi.

"Ada dua hal yang membuat kami terluka. Pertama, pernyataannya bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena pesta adat. Kedua, anggapan bahwa jenazah disimpan di ruang tamu atau depan TV. Itu tidak benar dan sangat menyinggung," katanya.

PMTI menjelaskan bahwa penyimpanan jenazah dalam tradisi Toraja dilakukan dengan penuh hormat di ruang khusus, bukan di ruang tamu.

Bila keluarga belum mampu menggelar Rambu Solo, jenazah akan disemayamkan sementara menunggu kesepakatan keluarga.

“Tidak pernah ada yang menaruh jenazah di depan TV,” kata Amson.

Baca juga :Setelah Aduan Motor Brebet, Bahlil Lahadalia Sidak SPBU di Malang dan Ancam Pertamina

Ia menegaskan bahwa Rambu Solo bukan pesta kemewahan, melainkan bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal.

“Esensi Rambu Solo itu penghormatan kepada orang tua atau kerabat yang telah meninggal. Ini adalah bentuk akulturasi antara ajaran Aluk Todolo dan nilai kekristenan,” tambahnya.

Budaya Toraja Mendunia

Amson menegaskan bahwa adat Toraja telah diakui dunia. UNESCO mencatat kawasan Toraja sebagai warisan budaya takbenda dunia karena nilai-nilai spiritual dan sosial yang unik.

“Pandji seharusnya memahami konteks ini sebelum melontarkan candaan yang melukai perasaan banyak orang,” ujarnya.

Anggota Komisi I DPR RI, Frederik Kalalembang, turut menyesalkan video tersebut dan mendesak adanya klarifikasi resmi dari Pandji. Ia berencana mengundang Pandji untuk menjelaskan maksud sebenarnya dari pernyataannya.

"Kalau benar video tersebut, sangat disayangkan karena bisa merembet ke mana-mana. Apalagi dijadikan guyonan atau olok-olokan. Kita tunggu saja keterangan resmi dari yang bersangkutan," kata Frederik, Senin (3/11).

Baca juga :Oknum Polisi Aktif Diduga Perkosa Sebelum Bunuh Dosen di Jambi

Frederik menegaskan tidak ada masyarakat Toraja yang miskin karena adat.

“Tidak ada orang Toraja menjadi miskin karena menghargai leluhurnya,” ujarnya. Menurutnya, adat Toraja adalah simbol kasih dan penghormatan yang diwariskan lintas generasi.

"Kami tidak ingin melepas orang tua kami dengan tergesa-gesa. Semua dilakukan dengan hormat dan kasih. Bagi kami, menghormati leluhur bukan beban, tapi kehormatan. Adat Toraja adalah warisan yang menjaga hubungan antara yang hidup dan yang telah pergi dalam bingkai kasih yang tidak putus," ungkapnya.

Hingga berita ini diturunkan, Pandji Pragiwaksono belum memberikan pernyataan resmi untuk menanggapi desakan permintaan maaf dari masyarakat Toraja.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post