×
image

Tentara Israel Akui Hamas Sediakan Kitab Taurat, Izinkan Ibadah Tiga Kali Sehari Selama Disandera

  • image
  • By Shandi March

  • 17 Oct 2025

Tentara Israel Matan Engrest, yang dibebaskan oleh Hamas pada Senin, 13 Oktober 2025. (X@Piyusaja2)

Tentara Israel Matan Engrest, yang dibebaskan oleh Hamas pada Senin, 13 Oktober 2025. (X@Piyusaja2)


LBJ – Seorang tentara Israel yang pernah menjadi tawanan Hamas di Jalur Gaza membeberkan kisah mengejutkan tentang perlakuan milisi Palestina itu. Dalam wawancara perdananya setelah dibebaskan, Matan Angrest mengaku bahwa Hamas justru memenuhi permintaannya untuk beribadah selama masa penyanderaan.

Angrest menceritakan kepada Channel 13 Israel bahwa dirinya meminta pihak Hamas menyediakan tefillin (kotak kulit kecil yang dikenakan di dahi saat berdoa), siddur (buku doa), dan salinan kitab Taurat.

Permintaan tersebut, katanya, dikabulkan tanpa penolakan. Hamas membawakannya perlengkapan ibadah tersebut yang diperoleh dari lokasi-lokasi tempat tentara Israel sebelumnya berada di Gaza,” tulis Middle East Monitor mengutip pengakuan Angrest.

Baca juga : Idrus Marham Puji Ketegasan Pramono Anung Soal Atlet Israel, Sejalan dengan Diplomasi Prabowo

Menurutnya, selama ditahan di bawah terowongan, ia tetap menjalankan ibadah tiga kali sehari. Angrest juga selamat dari beberapa serangan udara yang dilakukan pasukan Israel terhadap area tempat ia dan para sandera lain disembunyikan.

Hamas sendiri berulang kali menegaskan bahwa mereka berusaha menjaga keselamatan para sandera selama konflik berlangsung. Mereka juga menuduh serangan membabi buta Israel di Jalur Gaza telah menimbulkan korban jiwa, termasuk para sandera yang merupakan warga Israel.

Kesaksian Angrest ini menimbulkan kontras tajam dengan berbagai laporan organisasi hak asasi manusia yang menggambarkan kerasnya perlakuan Israel terhadap tahanan Palestina. Banyak laporan menyebut adanya penyiksaan, kelalaian medis, hingga penahanan tanpa proses hukum yang adil.

Baca juga : Ini Tanggapan Israel Usai Enam Atlet Senamnya Ditolak Bertanding di Indonesia

Beberapa sandera lain yang pernah ditahan Hamas juga menyampaikan hal serupa, bahwa mereka diperlakukan secara manusiawi selama dalam penahanan. Sebaliknya, tahanan Palestina di penjara Israel kerap mengalami kekerasan fisik maupun psikologis.

Pengakuan Angrest kini menjadi perbincangan publik, terutama karena muncul di tengah meningkatnya kritik dunia terhadap agresi militer Israel yang terus memakan korban sipil di Gaza, meskipun sudah melakukan kesepakatan gencatan senjata.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post