×
image

Polda Jabar Bongkar Aliran Dana Jaringan Internasional ke Kelompok Demo Rusuh Bandung

  • image
  • By Shandi March

  • 17 Sep 2025

Kapolda Jabar Ungkap Kelompok Anarkis di Bandung Terhubung dengan Jaringan Internasional. (X@humaspoldajbr)

Kapolda Jabar Ungkap Kelompok Anarkis di Bandung Terhubung dengan Jaringan Internasional. (X@humaspoldajbr)


LBJ – Polda Jawa Barat (Jabar) mengungkap indikasi kuat adanya aliran dana dari jaringan anarkis internasional kepada kelompok terafiliasi anarkisme di Indonesia. Dana yang disebut mencapai puluhan juta rupiah itu mengalir lewat layanan pembayaran digital seperti PayPal dan dompet digital lain.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan memaparkan temuan ini setelah penyelidikan terkait kerusuhan demo di Bandung akhir Agustus.

“Awalnya mereka harus membuktikan diri dengan melakukan aksi kekerasan dan perusakan, lalu hasilnya diposting. Itu dilakukan beberapa kali. Setelah diyakini benar itu satu paham, baru ada balasan dari luar negeri, hingga akhirnya terjadi pengiriman uang,” jelas Rudi dalam keterangan kepada wartawan di Mapolda Jabar, Selasa (16/9).

Baca juga : Pomdam Jaya Pastikan Dua Anggota Kopassus Terlibat Penculikan Kacab Bank, Tergiur Imbalan Rp100 Juta

Menurut Rudi, para pengirim dan penerima uang menyamarkan identitas dengan julukan serta akun anonim.

Penyelidik menemukan bukti transaksi digital yang menunjukkan aliran dana masuk dan keluar bernilai puluhan juta rupiah.

"Nilainya puluhan juta rupiah. Nama-nama yang digunakan bukan identitas asli, melainkan julukan-julukan. Tapi kaitannya jelas dengan mereka yang kami tangkap di Indonesia," tegasnya.

Kasus ini masih dalam penyelidikan. Polda Jabar bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, Polda Jawa Tengah, Polda Jawa Timur, Bareskrim Polri, dan Densus 88 untuk menelusuri sumber dana serta otak di balik jaringan ini.

Baca juga : Kantor Bupati Pandeglang Pasang Pintu Baja Usai Aksi Demo Warga

Rudi menekankan kelompok tersebut berbeda dari jaringan radikal agama.

“Ini bukan radikalisme, tapi lebih karena kekecewaan, kemiskinan, dan rasa ketidakadilan yang mereka alami, lalu dikuatkan dengan doktrin serta literatur yang mereka baca,” katanya.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post