RSUP Dr Sardjito: Mahasiswa Amikom Tiba dalam Kondisi Kritis Sebelum Meninggal
By Shandi March
01 Sep 2025
.png)
Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama ditemukan dengan tubuh penuh luka usai diduga ikut aksi demonstrasi. (X@YuliaMadjid)
LBJ – Pihak RSUP Dr Sardjito akhirnya angkat bicara terkait meninggalnya mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama, yang ditemukan dengan tubuh penuh luka usai diduga ikut aksi demonstrasi. Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi itu wafat pada Minggu (31/8) pagi setelah sempat mendapat perawatan darurat di rumah sakit.
Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, menjelaskan bahwa Rheza tiba di rumah sakit sekitar pukul 06.30 WIB dengan kondisi kritis. Ia diantar oleh petugas unit kesehatan Polda DIY dalam keadaan tak sadarkan diri.
"Tim medis kami melakukan resusitasi jantung secara maraton sekitar 30 menit, namun demikian jam 07.06 (WIB) kami menyatakan beliau meninggal dunia," ujar Banu dalam keterangannya di Sleman, Senin (1/9).
Baca juga : Uya Kuya Sampaikan Pesan Menohok untuk Pelaku Penjarah Rumahnya di Duren Sawit
Menurut Banu, penyebab sementara kematian Rheza adalah cardiac arrest atau henti jantung. Namun, pihak keluarga menolak proses visum lanjutan sehingga rumah sakit hanya menyampaikan hasil pemeriksaan awal.
"Ya, hasil pemeriksaan yang kita lakukan, sudah kita lakukan dan itu sesuai dengan mekanisme hukum acara dan lain sebagainya, kami belum bisa membuka kondisi fisik. Hasil pemeriksaan yang ada di kami, masih kami simpan," ungkap Banu.
Ayah korban, Yoyon Surono, mengatakan dirinya baru mengetahui anaknya meninggal setelah mendapat kabar dari tetangga pada Minggu pagi. Saat tiba di rumah sakit, Rheza sudah dinyatakan meninggal dunia.
"Saya ke sana anaknya sudah terbujur kayak gitu," ucap Yoyon dengan nada lirih.
Keluarga memutuskan tidak melakukan otopsi. Namun, Yoyon menyebut menemukan sejumlah luka saat memandikan jenazah, termasuk dugaan patah di leher kiri, bekas pijakan sepatu di perut, kepala bocor, dan luka sayat di tubuh.
Baca juga : Sri Mulyani Angkat Bicara soal Penjarahan Rumah di Bintaro
"Tadi ikut mandiin, sini (menunjuk leher kiri) itu kayak patah apa gimana, terus sini (menunjuk bagian perut kanan) itu bekas pijakan kaki-kaki bekas PDL sepatu," ungkapnya.
Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono, turut melayat ke rumah duka pada Minggu malam. Ia menyampaikan belasungkawa sekaligus menegaskan bahwa polisi siap melakukan penyelidikan apabila keluarga menghendakinya.
"Kami juga sudah menyampaikan maksud kedatangan apabila keluarga akan mempertanyakan sampai kepada proses hukum dari meninggalnya kami siapkan semuanya proses itu. Mulai dari penyelidikan, penyidikan. Namun proses awal keluarga menolak untuk melakukan ekshumasi," jelas Anggoro.
Meski demikian, kepolisian tetap membuka ruang bagi masyarakat yang memiliki bukti atau kesaksian untuk melaporkan. Proses hukum bisa dimulai kapan saja bila keluarga berubah sikap terkait permintaan ekshumasi maupun investigasi.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini