×
image

Perang Dua Hari Thailand-Kamboja Telan 13 Nyawa Warga Kamboja, Termasuk 8 Sipil

  • image
  • By Shandi March

  • 26 Jul 2025

Kehancuran di beberapa titik di Thailand akibat serangan roket Kamboja .(X@dxrkchocolx)

Kehancuran di beberapa titik di Thailand akibat serangan roket Kamboja .(X@dxrkchocolx)


LBJ— Konflik bersenjata antara Kamboja dan Thailand akhirnya memakan korban jiwa. Kementerian Pertahanan Kamboja melaporkan sebanyak 13 orang tewas, terdiri dari 5 tentara dan 8 warga sipil, setelah dua hari bentrokan intensif di wilayah perbatasan.

Juru bicara kementerian, Maly Socheata, mengonfirmasi laporan tersebut pada Sabtu (26/7). Ia juga menyebut lebih dari 35 ribu warga Kamboja terpaksa mengungsi akibat pertempuran yang meletus sejak Kamis (24/7).

Bentrok dipicu sengketa wilayah perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun antara dua negara bertetangga di Asia Tenggara itu. Dalam dua hari terakhir, ledakan dan tembakan senjata berat terdengar bergemuruh di kawasan sengketa.

Baca juga : Ini Penyebab Perang Thailand vs Kamboja 2025 Meletus

Sementara itu, di sisi lain, Thailand melaporkan 15 korban jiwa, terdiri dari 14 warga sipil dan seorang tentara, serta 46 korban luka, termasuk 15 personel militer. Kementerian Kesehatan Thailand mencatat lebih dari 138 ribu warga Thailand telah dievakuasi dari wilayah perbatasan untuk menghindari dampak konflik.

Dari New York, Duta Besar Kamboja untuk PBB, Chhea Keo, menyerukan gencatan senjata segera dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB yang digelar secara tertutup.

"Kamboja meminta gencatan senjata segera tanpa syarat dan kami juga menyerukan penyelesaian sengketa ini secara damai," ujar Chhea Keo.

Namun hingga kini, suasana di medan konflik masih belum sepenuhnya kondusif. Thailand mengaku terbuka untuk dialog diplomatik, baik secara bilateral maupun melalui mediasi Malaysia, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN 2025.

Baca juga :Jokowi Bakal Hadiri Reuni Fakultas Kehutanan UGM di Tengah Polemik Ijazah Palsu

"Kami siap, jika Kamboja ingin menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomatik, baik secara bilateral maupun melalui mediasi Malaysia, kami siap untuk itu. Namun hingga saat ini, kami belum menerima tanggapan apa pun," ungkap Nikorndej Balankura, juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand.

Pertempuran ini disebut-sebut sebagai eskalasi paling mematikan sejak konflik perbatasan kedua negara meletus 13 tahun silam. Dengan ribuan pengungsi dan puluhan korban jiwa, konflik ini kini menjadi perhatian serius komunitas internasional, termasuk ASEAN dan PBB.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post