×
image

Investigasi KNKT Ungkap Penyebab KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali

  • image
  • By Shandi March

  • 24 Jul 2025

Cuaca buruk KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali membawa 53 penumpang dan 12 kru, Rabu (2/7). (X@Urrangawak)

Cuaca buruk KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali membawa 53 penumpang dan 12 kru, Rabu (2/7). (X@Urrangawak)


LBJ — Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) resmi merilis hasil investigasi awal atas tenggelamnya kapal feri KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali, yang terjadi pada malam Rabu, 2 Juli 2025.

Menurut Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, kapal nahas tersebut bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali pada pukul 22.51 WIB. Dalam 30 menit pertama pelayaran, situasi masih berjalan normal.

“Ketika kapal bertolak tidak ada anomali kemiringan atau keadaan tidak biasa. Jadi semuanya berjalan seperti biasa,” ujar Soerjanto saat mendampingi Komisi V DPR-RI di Kantor ASDP Pelabuhan Ketapang, Selasa (22/7).

Baca juga : Cerita Nelayan Berjibaku Selamatkan Korban KMP Tunu, Salah Satunya Peluk Jenazah Ayahnya

Namun situasi berubah cepat. Sekitar pukul 23.20 WIB, Mualim Jaga di anjungan mendeteksi kemiringan kapal ke arah kanan. Temuan ini diperkuat oleh laporan Juru Mudi dan Juru Minyak yang melihat air mulai masuk ke ruang mesin dari arah pintu.

Melihat ancaman serius, Mualim langsung memerintahkan seluruh awak kapal membantu penumpang mengenakan pelampung dan bersiap untuk evakuasi. Sang nahkoda yang kala itu sedang beristirahat, segera dibangunkan dan mengambil alih kemudi.

"Setelah dibangunkan oleh Mualim Jaga, Nahkoda ambil alih kemudi dan siarkan panggilan darurat melalui radio dengan channel 16," jelas Soerjanto.

Tak lama kemudian, kapal semakin kehilangan keseimbangan. Kepala Kamar Mesin (KKM) melihat kendaraan yang menjadi muatan kapal mulai bergeser ke sisi kanan, mempercepat kemiringan.

Baca juga : 30 Orang Masih Hilang, Basarnas Kerahkan Armada Cari Korban KMP Tunu

KMP Tunu Pratama Jaya akhirnya tenggelam dalam posisi buritan lebih dulu, diikuti bagian depan. Kapal hilang di koordinat 8° 9'32.35"S 114°25'6.38"E, sekitar pukul 23.35 WIB.

Sejumlah kapal di sekitar sempat mencoba mendekat untuk mengevakuasi penumpang, namun gelombang tinggi menggagalkan upaya tersebut.

KNKT mencatat total 65 orang terdaftar dalam manifes resmi kapal. Namun berdasarkan laporan keluarga dan hasil identifikasi Tim DVI Polri, jumlah korban kemungkinan lebih dari itu karena ditemukan penumpang tidak tercatat secara administratif.

Hingga Selasa, 22 Juli 2025, petugas SAR menemukan 49 penumpang: 30 selamat, 19 meninggal dunia. Sementara 16 orang lainnya masih dalam pencarian.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post