Cerita Nelayan Berjibaku Selamatkan Korban KMP Tunu, Salah Satunya Peluk Jenazah Ayahnya
By Shandi March
07 Jul 2025
.png)
Cuaca buruk KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali membawa 53 penumpang dan 12 kru, Rabu malam (2/7). (X@Urrangawak)
LBJ - Di tengah gelombang tinggi Selat Bali yang menggulung pagi buta, seorang nelayan dari Jembrana, Bali, mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya. Santoso (45), nelayan asal Banjar Pebuahan, tak menyangka pagi itu akan menjadi salah satu momen paling pilu sepanjang hidupnya.
Awalnya, ia hanya bermaksud memancing seperti biasa. Ia bertolak dari pantai pada pukul 04.00 Wita tanpa mengetahui insiden nahas tengah terjadi di laut yang sama. Saat mulai menurunkan jangkar sekitar dua kilometer dari bibir pantai, ia mendengar suara samar yang ternyata berasal dari para penumpang kapal yang meminta pertolongan.
"Awalnya seperti biasa saya berangkat mencari ikan pukul 04.00 Wita. Tetapi sebelumnya belum tahu ada kapal tenggelam. Setelah berjarak 2 kilometer dari bibir pantai, saya mulai menurunkan jangkar untuk persiapan memancing," ujar Santoso, dikutip dari detikcom, Minggu (6/7).
Baca juga : 30 Orang Masih Hilang, Basarnas Kerahkan Armada Cari Korban KMP Tunu
Keyakinan Santoso menguat setelah seorang rekan nelayan datang menghampiri, membawa satu korban selamat dan mengabarkan bahwa kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam. Ia langsung menyusuri laut ke arah suara, menantang gelombang tinggi dan arus kuat yang mengancam jukung kecilnya.
"Dari gelombang itu suaranya jauh lagi ke selatan. Berani-beranikan saja saya, telusuri gelombang jukung saya sampai mau terbalik. Akhirnya bertemu satu orang pakai pelampung," lanjut Santoso.
Ia berhasil menemukan satu korban yang masih hidup dengan bantuan jaket pelampung. Tak lama berselang, ia menemukan jenazah namun memutuskan untuk memprioritaskan korban yang selamat terlebih dahulu.
Santoso terus menyisir lautan, menyelamatkan dua korban lainnya—satu di antaranya sudah meninggal dunia. Namun ketika ia kembali ke titik awal untuk mengambil jenazah yang pertama ditemukan, tubuh itu sudah terbawa arus.
Baca juga : KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, 18 Penumpang Ditemukan, 2 Tewas
“Setelah saya balik karena jarak pandang terbatas saya kehilangan satu jenazah tadi. Setelah menyusuri lagi saya bertemu dengan satu korban lagi, jadi total ada tiga korban selamat saya bawa ke pinggir dan satu korban meninggal,” ungkapnya.
Yang paling menyayat hati, salah satu korban selamat yang masih muda terus memeluk jenazah ayahnya di atas jukung tanpa mau melepaskannya.
"Katanya dia membawa travel, ayahnya ia selamatkan namun nahas meninggal dunia namun terus dipegang. Katanya jangan sampai ayah saya hilang, meski sudah meninggal pokoknya tetap akan saya bawa. Di sana saya merasa sangat sedih mendengarnya," ujar Santoso, lirih.
Sementara itu, nelayan lain bernama Saiful berhasil menemukan liferaft berisi 12 orang korban selamat. Dengan risiko diterjang ombak besar, ia menarik perahu karet itu ke daratan.
Baca juga : Banjir Bandang Terjang Texas, 67 Orang Tewas dan Puluhan Masih Hilang
“Kami tidak sempat banyak berpikir. Yang penting selamatkan mereka dulu, walau ombak waktu itu besar sekali,” kenang Santoso.
Dua liferaft lainnya yang ditemukan nelayan di lokasi berbeda ternyata kosong. Meski begitu, para nelayan tetap menariknya ke darat.
“Saya temukan liferaft tetap saya tarik ke darat, ternyata kosong,” kata Santoso.
Aksi heroik para nelayan ini menjadi cahaya di tengah kepanikan dan duka yang menyelimuti tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Bagi mereka, nyawa di laut bukanlah angka, tapi manusia yang harus ditolong.
“Kami ini cuma nelayan biasa. Tapi kalau ada orang di laut minta tolong, kami tak mungkin tinggal diam,” tutup Santoso.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini