×
image

Polisi Ungkap Cara Eks Kurir Ninja Xpress Jual Ribuan Data Pelanggan demi Komisi

  • image
  • By Shandi March

  • 14 Jul 2025

Aparat Polda Metro Jaya ungkap modus pembobolan data  pelanggan Ninja ekspress. (X@PoldaMetroJaya)

Aparat Polda Metro Jaya ungkap modus pembobolan data pelanggan Ninja ekspress. (X@PoldaMetroJaya)


LBJ - Polda Metro Jaya berhasil membongkar praktik pencurian data ribuan pelanggan Ninja Xpress oleh jaringan pelaku yang diduga saling terhubung dalam skema penipuan paket COD. Kasus ini mencuat setelah ratusan konsumen melaporkan isi paket yang mereka terima ternyata hanya berisi sampah seperti kain perca dan tumpukan koran.

Modus kejahatan siber ini melibatkan tiga tersangka utama: G (buron), MFB, dan T. Dalam konferensi pers, Kasubdit III Siber Polda Metro Jaya, AKBP Rafles Langgak Putra Marpaung, menjelaskan bahwa tersangka G menjadi otak dari seluruh aksi tersebut.

“Tersangka G (DPO) menawarkan kepada tersangka MFB Rp 2.500 untuk setiap data pesanan paket COD yang ada di sistem Ninja Xpress di wilayah Cirebon, Bandung, dan Majalengka,” ujar Rafles pada Senin (14/7).

Namun MFB, yang merupakan mantan kurir Ninja Xpress, tidak memiliki akses ke sistem. Ia lalu menghubungi T, seorang karyawan aktif Ninja Xpress saat kejadian berlangsung. Demi mendapatkan data yang diinginkan, MFB menawarkan komisi Rp 1.500 per data kepada T—selisih dari yang dijanjikan G.

Baca juga : 4 Bocah Dirantai dan Kelaparan di Boyolali, Terungkap Usai Coba Ambil Kotak Amal

T menyambut tawaran itu dan secara ilegal menggunakan akun login milik rekan kerjanya tanpa sepengetahuan pemilik. Ia kemudian mengakses sistem operasional internal Ninja Xpress dan menyalin data ribuan pesanan pelanggan COD ke dalam format Excel. Data tersebut lalu diberikan kepada MFB untuk diteruskan ke G.

“Tersangka T dan MFB hanya menjual data pesanan paket kepada G, sedangkan diduga kuat yang mengirim paket palsu ke konsumen adalah G,” kata Rafles.

Terungkap dari Tumpukan Sampah

Skandal ini mulai tercium ketika Ninja Xpress menerima gelombang protes dari pelanggan. Lebih dari 100 keluhan dilaporkan karena paket COD yang mereka terima isinya tidak sesuai—bahkan cenderung menipu.

"Yang kami temukan adalah dalam paket itu isinya kain-kain perca, sampah, atau koran-koran yang ditumpuk-tumpuk sehingga menjadi paket itu berat," ujar Rafles.

Baca juga : Mantan Karyawan Ungkap Laporan Polisi, Hingga Modus Lurah Pulau Panggang Edit Saldo dan SPK Palsu

Audit internal pun dilakukan. Hasilnya mencengangkan: ditemukan 294 pengiriman bermasalah dengan pola yang sama. Beberapa paket bahkan tiba lebih cepat dari jadwal pengiriman seharusnya—indikasi manipulasi sistem.

Penyelidikan mendalam mengungkap fakta bahwa pelaku yang mencuri data tidak memiliki akses resmi. Ia justru memanfaatkan kelengahan karyawan lain untuk menyusup ke sistem. Dari situ, ia mendapatkan informasi lengkap: nama penerima, jumlah barang, jenis pesanan, alamat, nomor ponsel, hingga nominal biaya.

"Dan bermasalah, isinya tidak sesuai dengan pesanan. Jangankan tidak sesuai, mungkin lebih tepat kalau disebut sampah. Dari sini kemudian didalami lagi tiap-tiap data pemasaran yang bermasalah, ditemukan bahwa adanya pembukaan data oleh karyawan di salah satu cabang kantornya Ninja Xpress," ujarnya.

Atas kejadian ini, pihak Ninja Xpress langsung membuat laporan resmi ke pihak kepolisian. Ketiga pelaku kini telah diamankan, kecuali G yang masih buron.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post