×
image

Fenomena Bediding Kembali Terjadi, Ini Penjelasan BMKG soal Suhu Dingin Ekstrem

  • image
  • By Shandi March

  • 11 Jul 2025

Ilustrasi. Fenomena bediding atau cuaca dingin yang menyeruak saat musim kemarau kembali dirasakan di sejumlah daerah, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.  (Foto:Freepik)

Ilustrasi. Fenomena bediding atau cuaca dingin yang menyeruak saat musim kemarau kembali dirasakan di sejumlah daerah, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. (Foto:Freepik)


LBJ — Fenomena bediding atau cuaca dingin yang menyeruak saat musim kemarau kembali dirasakan di sejumlah daerah, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa kondisi ini merupakan gejala alam yang lazim dan tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menyebut suhu dingin akan berlangsung hingga akhir Juli 2025.

“BMKG memprakirakan bahwa suhu dingin ini akan terus terjadi hingga menjelang akhir Juli, dengan suhu di Jakarta dan sekitarnya mencapai 25–27 derajat Celcius pada pagi hingga siang hari, dan turun menjadi 25 derajat Celcius pada malam hari,” jelasnya, Senin (30/6).

Baca juga : Viral Penari Pacu Jalur, Dika Dapat Beasiswa dari Willie Salim dan Gubernur Riau

Angin Monsun Australia Jadi Biang Keladi

Fenomena suhu dingin ini tidak muncul tanpa sebab. BMKG menjelaskan bahwa angin Monsun Australia adalah salah satu pemicu utama. Angin ini bertiup dari Australia menuju Asia, melintasi wilayah Indonesia serta Samudera Hindia yang memiliki suhu permukaan laut rendah. Akibatnya, suhu udara ikut merosot dan malam hari pun terasa lebih menggigit.

“Angin ini bersifat kering dan sedikit membawa uap air, sehingga pada malam hari suhu mencapai titik minimumnya dan udara terasa lebih dingin,” ujar Guswanto.

Selain itu, kemunculan badai tropis di kawasan timur Filipina juga berperan memperkuat aliran udara dingin dari Australia ke Asia. Hal ini membuat wilayah barat Pulau Jawa mengalami penurunan suhu yang cukup signifikan.

Suhu dingin juga diperparah dengan minimnya tutupan awan di musim kemarau. Tanpa lapisan awan, panas dari permukaan bumi lebih mudah terlepas ke atmosfer luar. Inilah sebabnya malam hingga pagi hari terasa jauh lebih dingin dibanding siang hari.

Baca juga : Jakarta Kembali Gelar Festival Urban Farming, Ada Sterilisasi Kucing dan Bibit Gratis!

Meski demikian, BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga kondisi tubuh. Cuaca dingin bisa berdampak pada kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, balita, dan penderita penyakit pernapasan.

Apakah Ini Akibat Aphelion?

Muncul spekulasi bahwa suhu dingin ini disebabkan oleh aphelion — posisi Bumi yang berada paling jauh dari Matahari dalam orbitnya. Namun BMKG menepis anggapan tersebut.

“Jadi suhu yang sifatnya terasa lebih dingin khususnya malam itu, sebenarnya sifat musiman yang karakteristiknya khas terjadi, kalau masyarakat Jawa bilangnya bediding. Itu sebenarnya tidak ada kaitannya dengan dengan fenomena Aphelion secara sebab akibat, tetapi dia memang pada saat yang bersamaan,” ungkap Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan.

Ia menambahkan, jika aphelion adalah penyebab utama, maka seharusnya seluruh belahan bumi mengalami pendinginan serupa. Faktanya, penurunan suhu hanya terjadi di wilayah selatan khatulistiwa, khususnya di Pulau Jawa dan sekitarnya, yang sedang terdampak Monsun Australia.

Baca juga : Pramono akan Gabungkan Taman Ayodya, Langsat, dan Leuser Jadi Jogging Track Terpanjang di Jakarta

"Mengenai hawa dingin yang sekarang itu sebenarnya lebih didominasi oleh kejadian yang di selatan khatulistiwa, khususnya yang di Pulau Jawa, Jawa Tengah, Jawa Timur. Itu karena udara kering yang dari Australia, monsun Australianya sifatnya lebih kering,” tegasnya.

BMKG memproyeksikan bahwa fenomena bediding masih akan terasa hingga akhir bulan Juli. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri dan tetap menjaga kesehatan, terutama pada malam dan dini hari.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post