Tembakan di Tengah Kelaparan: Tentara Israel Akui Serang Warga Gaza di Pusat Bantuan
By Shandi March
28 Jun 2025
.png)
Seorang ayah berduka atas kehilangan putranya yang syahid setelah serangan mematikan Israel terhadap para pencari bantuan. (X@sahabatalaqsha)
LBJ - Para tentara Zionis Israel, dalam wawancara dengan media berbahasa Ibrani Haaretz, menyebut bahwa mereka sengaja menembaki warga sipil Palestina yang sedang mengantre bantuan makanan di Jalur Gaza.
Wawancara ini dipublikasikan Jumat (27/6) dan dilansir kembali oleh kantor berita Yaman, Saba News Agency. Pengakuan ini muncul dari para personel militer Israel yang terlibat langsung di lapangan selama operasi militer terbaru di Gaza.
Dalam laporan Haaretz, para tentara mengungkap bahwa tembakan diarahkan ke kerumunan warga Palestina secara sadar dan bukan akibat kesalahan atau situasi darurat.
Baca juga : Israel Klaim Lumpuhkan Nuklir Iran: 30 Petinggi dan 11 Ilmuwan Dikabarkan Tewas
“Penembakan penduduk Gaza di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan adalah tindakan disengaja, meskipun mereka tidak menimbulkan ancaman apa pun,” ujar salah satu tentara yang diwawancarai.
Serangan dilakukan menggunakan berbagai senjata berat. Dari senapan mesin otomatis, peluru mortir, hingga granat tangan. Sasaran mereka bukan militan bersenjata, melainkan warga sipil yang sedang kelaparan dan mencari bantuan makanan.
Tidak satu pun dari tentara yang diwawancarai menyebut adanya serangan balasan dari pihak Palestina di lokasi tersebut. Bahkan, mereka mengakui bahwa suasana di pusat distribusi bantuan saat itu cenderung pasif dan tanpa ancaman militer nyata.
“Gaza tidak lagi menjadi perhatian siapa pun. Itu telah menjadi tempat dengan hukumnya sendiri. Bahkan pembunuhan tidak lagi memerlukan pernyataan tentang terjadinya insiden itu,” ungkap seorang tentara Israel anonim.
Baca juga : Gencatan Senjata dengan Iran, Israel Menggila Gempur Gaza dan Tepi Barat
“Tentara (Israel) memperlakukan kerumunan orang yang kelaparan seolah-olah mereka adalah kekuatan musuh yang melancarkan serangan,” imbuhnya.
Pernyataan ini memperkuat dugaan bahwa distribusi bantuan kini dimanipulasi sebagai bagian dari strategi perang, bukan sekadar bantuan kemanusiaan. Beberapa tentara bahkan menyebut bahwa militer Israel melihat pusat-pusat bantuan sebagai alat legitimasi untuk memperpanjang konflik, dan mereka "senang" dengan hal tersebut.
Situasi ini menggambarkan betapa eskalasi militer di Gaza bukan hanya soal rudal dan drone, tetapi juga menyasar tubuh-tubuh lapar yang tak membawa senjata, hanya kantong kosong dan harapan hidup.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini