×
image

Memahami Kunto Bimo, Mitos Sakral Borobudur yang Berujung Kritik untuk Macron

  • image
  • By Shandi March

  • 31 May 2025

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Candi Borobudur, namun gerakannya yang menyentuh patung Buddha memicu sorotan warganet. (Instagramsekretariat.kabinet)

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Candi Borobudur, namun gerakannya yang menyentuh patung Buddha memicu sorotan warganet. (Instagramsekretariat.kabinet)


LBJ - Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron ke Candi Borobudur pada Kamis (29/5) lalu masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Dari berbagai aspek yang disoroti, perhatian publik tertuju pada momen kontroversial ketika Macron dan Brigitte menyentuh patung Buddha di dalam salah satu stupa. Tindakan ini memicu gelombang kritik karena sejatinya apa yang dilakukan Macron adalah bagian dari mitos Kunto Bimo.

Apa sebenarnya Kunto Bimo ini, mitos yang menarik perhatian pemimpin sekelas Macron di tengah keagungan Borobudur?

Menurut informasi dari Instagram @konservasiborobudur, Kunto Bimo adalah mitos yang sudah lama beredar dan dipercaya secara turun-temurun oleh masyarakat sekitar Candi Borobudur. Mitos ini menyatakan bahwa siapa pun yang berhasil menyentuh bagian tertentu dari arca Buddha di dalam stupa akan mendapatkan keberuntungan, bahkan konon keinginan mereka akan terkabul.

Seiring waktu, mitos ini berkembang dengan berbagai interpretasi. Misalnya, bagi pria, konon harus menyentuh jari manis atau kelingking arca, sementara wanita diharapkan menyentuh telapak kaki atau tumit. Tindakan Kunto Bimo umumnya dilakukan di sebuah stupa berongga belah ketupat yang berada di teras bundar pertama, tepatnya di tingkat ketujuh atau tingkat aruparhatu, yang terletak di area timur candi, atau stupa pertama dari tangga pintu timur.

Baca juga : Emmanuel Macron Sentuh Patung Buddha di Borobudur, Etika Wisata Religi Disorot

Mitos ini kemudian melekatkan nama "Kunto Bimo" pada arca tersebut. Kata "Kunto" diyakini berasal dari istilah Jawa 'ngenta-ento' yang berarti 'minta-mendapat', sementara "Bimo" diambil dari tokoh Pandawa yang dikenal pantang menyerah. Dengan demikian, Kunto Bimo secara harfiah diartikan sebagai semangat "tidak menyerah dalam meminta dan mengharap sesuatu."

Namun, penting untuk digarisbawahi bahwa mitos Kunto Bimo tidak memiliki asal-usul atau keterkaitan yang jelas dengan ajaran agama Buddha. Begitu pula dengan makna kata Kunto Bimo yang telah tersebar luas tanpa konfirmasi resmi. Meskipun demikian, praktik ini terus berlanjut selama bertahun-tahun. Beberapa figur ternama bahkan pernah terekam melakukan Kunto Bimo, seperti Putra Mahkota Jepang Fumihito hingga Miss Universe 2009 Stefanie Fernandez.

Mengapa Kunto Bimo Dilarang? Antara Spiritualitas dan Konservasi Warisan Dunia

Dalam beberapa tahun terakhir, Balai Konservasi Borobudur secara tegas telah melarang pengunjung melakukan Kunto Bimo. Larangan ini didasari oleh berbagai alasan, terutama karena mitos ini dinilai mencederai simbol religiusitas stupa yang sakral bagi umat Buddha. Banyak pengunjung yang saking inginnya mendapatkan "keberuntungan" justru menginjak bahkan memanjat stupa, yang tentu saja kebenarannya tidak terkonfirmasi.

"Mitos itu tidak diizinkan dengan berbagai alasan, seperti alasan religius. Kunto Bimo dinilai mencederai simbol religiusitas stupa yang sakral bagi pemeluk agama Buddha."

Baca juga :Pemprov Jabar Hentikan Sementara Seluruh Aktivitas Tambang Gunung Kuda

Selain alasan religius, masalah konservasi juga menjadi perhatian utama. Kondisi stupa yang telah berusia sekitar 1.200 tahun tentu sangat rentan terhadap kerusakan. Jika terus-menerus diinjak atau dipanjat, relief-relief pada stupa dapat aus dan bahkan hilang dalam jangka waktu panjang. Inilah alasan kuat yang memicu kritik luas terhadap tindakan Macron. Aksinya dinilai merusak upaya pelestarian warisan budaya UNESCO.

Kecaman publik semakin menguat karena masyarakat umum sudah lama dilarang melakukan aksi tersebut, sementara seorang pemimpin negara seperti Macron justru menunjukkannya secara publik.

Momen ini bahkan sempat dibagikan oleh akun Instagram resmi Sekretariat Kabinet @sekretariat.kabinet pada Kamis (29/5), sesaat setelah Macron bersama Presiden RI Prabowo Subianto mengunjungi Borobudur. ***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post