×
image

Emmanuel Macron Sentuh Patung Buddha di Borobudur, Etika Wisata Religi Disorot

  • image
  • By Shandi March

  • 30 May 2025

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Candi Borobudur, gerakannya yang menyentuh patung Buddha memicu sorotan netizen. (Instagramsekretariat.kabinet)

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Candi Borobudur, gerakannya yang menyentuh patung Buddha memicu sorotan netizen. (Instagramsekretariat.kabinet)


LBJ - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, dalam agenda kenegaraan pada pekan ini. Kunjungan ini, yang awalnya dimaksudkan untuk mempererat hubungan diplomatik, justru mencuri perhatian publik karena sebuah momen kontroversial. Foto yang diunggah akun Instagram resmi @sekretariat.kabinet menampilkan Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron menyentuh patung Buddha di dalam stupa tanpa mengenakan upanat, sandal khusus yang wajib dipakai pengunjung. Tindakan ini memicu diskusi sengit di media sosial tentang etika berwisata di situs suci.

Candi Borobudur, warisan budaya dunia yang berdiri megah sejak abad ke-9, bukan sekadar destinasi wisata. Bagi umat Buddha, candi ini adalah tempat pemujaan yang sarat makna spiritual. Aturan ketat diberlakukan untuk menjaga kelestariannya, termasuk larangan menyentuh arca atau menaiki stupa. Salah satu praktik yang dilarang adalah mitos Kunto Bimo, yaitu kepercayaan bahwa menyentuh jari patung Buddha di stupa dapat mengabulkan harapan. Praktik ini, meski populer di kalangan wisatawan, terbukti merusak struktur candi karena sentuhan berulang mempercepat kerusakan material batu.

Baca juga : 9 Destinasi Wisata Bandung yang Instagramable dan Ramah Kantong untuk Long Weekend

Young Buddhist Association melalui akun X mereka menanggapi insiden ini dengan nada bijak.

"Mungkin dari mereka tidak tahu bahwa melakukan mitos Kunto Bimo sudah tidak diperbolehkan lagi di Candi Borobudur," tulis mereka. Mereka juga menegaskan tidak menyalahkan Macron, Brigitte, atau rombongan kenegaraan, termasuk Letkol Teddy, yang mendampingi kunjungan. Organisasi ini menduga tamu negara belum mendapat informasi memadai tentang aturan pelestarian terbaru.

Pemandu wisata setempat terus mengingatkan pengunjung untuk menghormati aturan, seperti tidak menyentuh stupa atau memanjatnya. Aturan ini bukan tanpa alasan.

"Kami sangat respect dengan teman-teman @konservasiborobudur khususnya Dr. Hari Setyawan yang memberikan edukasi video bahwa mitos memegang jari Rupang Buddha di dalam stupa akan membawa harapan terkabul atau yang dikenal oleh masyarakat sekitar adalah mitos Kunto Bimo itu hanyalah memiliki dampak buruk terhadap pelestarian Candi Borobudur," lanjut Young Buddhist Association.

Baca juga : Tujuh ribu Pendekar Silat Meriahkan HUT IPSI ke-77 di TMII, Siap Ukir Sejarah di Olimpiade 2028

Kunjungan Macron seharusnya menjadi kesempatan untuk mempromosikan kesadaran akan pentingnya menjaga situs warisan dunia. Namun, insiden ini justru menyoroti perlunya pengelola candi dan pemerintah meningkatkan edukasi dan pengawasan. Pengunjung, termasuk tamu kenegaraan, harus mematuhi aturan tanpa terkecuali. Konsistensi dalam penegakan aturan menjadi kunci untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada candi yang telah bertahan ribuan tahun.

Masyarakat dan komunitas Buddha berharap pemerintah lebih proaktif menyosialisasikan aturan pelestarian. Pengelola Borobudur juga didesak untuk memperketat pengawasan selama kunjungan resmi maupun wisata umum. Dengan kerja sama semua pihak, Borobudur dapat terus menjadi simbol kebanggaan Indonesia yang lestari bagi generasi mendatang.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post