Meriahkan Idul Adha, Ini 8 Tradisi Unik dari Nusantara yang Sarat Makna dan Kebersamaan
By Shandi March
30 May 2025
.png)
Keraton Yogyakarta menggelar upacara Grebeg Gunungan jelang Idul Adha. (X@BatinDuansa)
LBJ – Idul Adha bukan hanya perayaan religius yang menandai momen kurban, tapi juga peristiwa budaya yang menggambarkan kekayaan tradisi di seluruh pelosok Indonesia. Setiap daerah menyambut Hari Raya Kurban dengan cara yang khas, menjadikannya bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan perayaan sosial yang menyatukan warga lintas generasi.
Dari arak-arakan gunungan di Yogyakarta hingga tabuhan gamelan di Surakarta, masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa Idul Adha adalah peristiwa spiritual yang dibalut dengan kehangatan adat dan kearifan lokal.
Berikut ini sederet tradisi khas Idul Adha dari berbagai penjuru Indonesia yang nggak cuma menarik buat diketahui, tapi juga menyimpan makna moral dan spiritual yang selalu relevan, dirangkum dari beragam sumber.
1. Toron dan Nyalasi – Madura
Warga Madura merayakan Idul Adha dengan Toron, tradisi mudik para perantau, dan Nyalasi, yakni penyembelihan kurban di halaman rumah. Setelahnya, keluarga besar memasak sate dan gulai untuk disantap bersama tetangga.
Baca juga : 9 Destinasi Wisata Bandung yang Instagramable dan Ramah Kantong untuk Long Weekend
2. Grebeg Gunungan – Yogyakarta
Di Yogyakarta, warga menyambut Idul Adha lewat Grebeg Gunungan, yaitu arak-arakan hasil bumi berbentuk kerucut yang diarak dari Keraton ke Masjid Gede Kauman. "Setelah pembacaan doa, hasil bumi tersebut dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol syukur dan berkah bersama."
3. Apitan – Semarang
Warga Semarang punya cara unik untuk bersyukur lewat tradisi Apitan, yaitu mengarak hasil bumi dan ternak sebagai wujud rasa syukur. Masyarakat kemudian membagikannya kepada warga sekitar dalam suasana penuh kegembiraan.
4. Gamelan Sekaten – Surakarta
Di Solo atau Surakarta, tabuhan Gamelan Sekaten menjadi simbol perayaan Idul Adha yang kental nuansa budaya. Musik gamelan dimainkan selepas salat Id sebagai bentuk keharmonisan antara nilai spiritual dan budaya Jawa.
5. Manten Sapi – Pasuruan
Masyarakat Pasuruan memperlakukan sapi kurban layaknya mempelai lewat tradisi Manten Sapi. Mereka memandikan dan menghias sapi dengan kain serta aksesori sebelum diarak ke tempat penyembelihan. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap rezeki dari Allah SWT.
6. Mepe Kasur – Banyuwangi
Di Banyuwangi, warga menggelar Mepe Kasur, yaitu menjemur kasur di halaman rumah sebagai simbol doa agar keluarga terhindar dari musibah. Tradisi ini juga mencerminkan semangat kebersihan dan keharmonisan rumah tangga.
Baca juga : Bolehkah Daging Kurban Dijual? Ini Penjelasan Ulama dan Dasar Hukumnya
7. Meugang – Aceh
Warga Aceh menyambut Idul Adha dengan tradisi Meugang, yang dilakukan sehari sebelum hari raya. "Akar tradisi ini berasal dari masa Kesultanan Aceh, ketika daging dibagikan secara cuma-cuma kepada rakyat." Kini, warga tetap melanjutkan tradisi ini dengan menyembelih hewan dan menikmati masakan khas bersama keluarga dan tetangga.
8. Ngejot – Bali
Masyarakat Muslim di Bali menunjukkan toleransi dan kebersamaan melalui tradisi Ngejot, yaitu berbagi makanan kepada tetangga. Setelah memasak daging kurban menjadi hidangan khas, warga akan mengantarkannya langsung sebagai bentuk rasa syukur dan solidaritas sosial.
Tradisi-tradisi Idul Adha ini membuktikan bahwa umat Islam di Indonesia merayakan momen suci ini bukan hanya dengan menyembelih hewan kurban, tetapi juga dengan memperkuat nilai sosial, kekeluargaan, dan budaya lokal. Di tengah modernisasi, warisan budaya ini tetap lestari dan menjadi identitas spiritual sekaligus sosial masyarakat.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini