×
image

Puluhan Warga Palestina Meninggal Akibat Kelaparan di Gaza

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 23 May 2025

Truk bantuan kemanusiaan terbatas mulai masuk, bagai setetes air di lautan. (foto X)

Truk bantuan kemanusiaan terbatas mulai masuk, bagai setetes air di lautan. (foto X)


LBJ - Sedikitnya 29 anak-anak dan orang tua di Jalur Gaza telah meninggal dunia akibat kondisi yang “berhubungan dengan kelaparan” dalam beberapa hari terakhir. Tragedi ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Palestina, yang turut memperingatkan bahwa ribuan nyawa lainnya terancam di tengah terbatasnya aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung tersebut.

Majed Abu Ramadan, Menteri Kesehatan Palestina, menyatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa perkiraan PBB mengenai 14.000 bayi yang dapat meninggal tanpa bantuan pangan adalah "sangat realistis," bahkan berpotensi menjadi perkiraan yang terlalu rendah.

Situasi ini menggarisbawahi dampak mematikan dari blokade total Israel selama 11 minggu yang memicu peringatan akan kelaparan massal.

Meskipun Israel telah mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan terbatas ke Gaza, pejabat PBB menegaskan bahwa jumlah bantuan yang masuk “jauh dari cukup” untuk memenuhi kebutuhan mendesak penduduk.

Baca juga: Akhirnya, 87 Truk Bantuan Tiba di Gaza Setelah 81 Hari Blokade Israel

Pada Kamis, sekitar 90 truk bantuan memasuki Gaza, namun Abu Ramadan menyebutkan sebagian besar bantuan tersebut terbatas pada “tepung untuk toko roti.”

Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengonfirmasi bahwa “sejumlah kecil toko roti di Gaza kembali membuat roti setelah menerima pasokan terbatas.” Namun, WFP menekankan, “bantuan harus ditingkatkan.

Lebih banyak makanan pokok dibutuhkan untuk menekan risiko kelaparan. Roti saja tidak cukup bagi orang untuk bertahan hidup.”

Presiden Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), Younis al-Khatib, menyatakan bahwa sebagian besar warga Palestina belum menerima bantuan apapun.

"Belum ada warga sipil yang menerima apa pun," kata al-Khatib, menambahkan bahwa sebagian besar truk bantuan masih tertahan di persimpangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) di Gaza selatan.

Di tengah upaya pengiriman bantuan yang terbatas, militer Israel terus melancarkan serangan di seluruh Jalur Gaza. Sumber medis melaporkan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya 51 warga Palestina tewas sejak Kamis pagi.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, sejak perang dimulai pada Oktober 2023, setidaknya 53.655 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 121.000 lainnya terluka.

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, juga mengeluarkan perintah evakuasi paksa baru bagi warga Palestina di Jabalia dan Beit Lahiya di Gaza utara. Ia mengumumkan bahwa militer akan "memperluas aktivitas militernya secara signifikan" di wilayah tersebut.

Baca juga: Diplomat Diserang di Tepi Barat: Israel Dikecam Dunia!

Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah, masuknya bantuan bagai "setetes air di lautan" dibandingkan kebutuhan mendesak penduduk.

Meskipun demikian, warga Gaza seperti Ahmed Abed al-Daym memandang truk bantuan sebagai “tanda positif” di tengah kondisi yang memburuk.

“Rumah kami kosong – tidak ada roti, dan anak-anak kami kelaparan,” ujarnya.

"Yang sangat dibutuhkan masyarakat adalah pasokan tepung terigu dan kebutuhan pokok lainnya yang cukup dan terus menerus. Sayangnya, bantuan terbatas yang telah masuk sejauh ini masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan kami.”

Reem Zidiah, warga lainnya, menyampaikan keprihatinan mendalam. “Kami semua di Gaza tidak memikirkan hari esok karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi besok – apakah kami akan hidup atau mati,” kata Zidiah.

Tim Aksi Melawan Kelaparan di Gaza selatan memperingatkan bahwa persediaan makanan untuk mencegah kekurangan gizi akut pada anak-anak akan habis dalam kurang dari tujuh hari.

Natalia Anguera, kepala operasi Timur Tengah kelompok kemanusiaan tersebut, menekankan bahwa “cadangan pasokan gizi khusus untuk anak-anak di bawah usia lima tahun akan segera habis.”***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post