Firasat Kelam Salim Sebelum Tragedi Ledakan Amunisi Garut Renggut Nyawa 2 Adiknya
By Shandi March
13 May 2025
. (Tangkap layar Youtube Nusantara TVIG@lambe_turah.jpeg)
Salim menangis saat menceritakan dua adiknya, Anwar dan Iyus yang tewas dalam ledakan amunisi di Garut pada Senin (12/5). (Tangkap layar Youtube Nusantara TV/IG@lambe_turah)
LBJ - Kisah pilu menyelimuti Salim, seorang pria yang harus menerima kenyataan pahit kehilangan dua adik kandungnya, Anwar dan Iyus, dalam tragedi ledakan amunisi di Garut pada Senin (12/5). Kedua adiknya nekat mendatangi lokasi pemusnahan amunisi usang tersebut dengan harapan mendapatkan rezeki.
Salim, yang awalnya tidak mengetahui keberadaan kedua adiknya di lokasi berbahaya itu, merasakan firasat buruk sesaat sebelum kabar duka menghantamnya. Ia pun dilanda kepanikan dan syok saat mencari-cari jasad kedua adiknya di rumah sakit. Kondisi jenazah Anwar dan Iyus pun digambarkan sangat mengenaskan.
Duka mendalam Salim bermula ketika ia mengetahui bahwa Anwar Bin Inon dan Iyus Ibing Bin Inon, dua adik kandungnya, menjadi korban tewas dalam ledakan dahsyat di lokasi pemusnahan amunisi TNI di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sekitar pukul 09.30 WIB. Insiden tragis ini merenggut nyawa 13 orang, termasuk empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Baca juga : Jenazah Kolonel Antonius Hermawan Korban Ledakan Garut Dimakamkan Sore Ini
Sambil terisak, Salim menceritakan detik-detik sebelum kedua adiknya menghembuskan napas terakhir di lokasi penuh ranjau tersebut.
"Adik saya kan dua-duanya itu (meninggal) Iyus sama Anwar. Itu adik kandung dua-duanya, adik saya semua," ungkap Salim dengan suara bergetar, seperti dilansir dari tayangan Youtube Nusantara TV.
Sebelum menerima kabar tragis itu, Salim mengaku sempat berada di sekitar lokasi pemusnahan amunisi. Namun, ia tiba di sana pada siang hari, beberapa jam setelah ledakan dahsyat terjadi. Saat tiba, Salim dikejutkan oleh suara ledakan yang menggelegar.
"Saya pergi dari rumah jam 9, nyampe ke sana jam 11. Saya lagi standarin motor, motor saya belum dimatiin, tiba-tiba udah ada yang meledak," tutur Salim. Setelah mendengar suara ledakan itu, Salim dilanda kepanikan. Namun, ia belum menyadari bahwa kedua adiknya berada di lokasi nahas tersebut.
Baca juga : Identitas Korban Ledakan Amunisi di Garut Terungkap
"Enggak janjian apa-apa, saya memang enggak tahu adik saya ada di lokasi. Saya baru nyampe, tiba-tiba itu udah meledak," aku Salim.
Firasat buruk Salim itu pun akhirnya menjadi kenyataan pahit. Ia menerima kabar bahwa Anwar dan Iyus menjadi korban ledakan di lokasi pemusnahan amunisi kadaluarsa itu. Salim segera mencari-cari keberadaan kedua adiknya yang dikabarkan menjadi korban. Alangkah terkejutnya Salim ketika mengetahui bahwa kedua adiknya telah menjadi jenazah dengan kondisi mengenaskan di rumah sakit.
"(Saya) belum tahu bahwa adik saya dua-duanya meninggal. Tahu-tahu (jasad korban) udah ada di sini (rumah sakit). Tadi waktu di lokasi mah saya ditarik, saya mondar-mandir nyari adik saya dua-duanya belum ketemu," ujar Salim sambil berusaha menahan air mata.
Salim mengungkapkan bahwa Iyus meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Sebelum tragedi ini, Iyus dan Anwar berprofesi sebagai petani. Kesedihan Salim semakin mendalam saat menyadari bahwa tanaman palawija dan semangka yang ditanam Iyus belum selesai dipanen, namun sang adik telah tiada.
Baca juga : Kronologi Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut, Tewaskan 13 Orang
"Iyus sehari-hari menanam palawija, tanam semangka, sekarang tanaman semangkanya belum selesai. Usianya sekitar 51. Anwar pekerjaannya tanam padi, tanam cabai. Petani dua-duanya," pungkas Salim sambil menangis.
Salim juga menceritakan bahwa aktivitas mendatangi lokasi pemusnahan amunisi sudah menjadi kebiasaan warga sekitar, termasuk kedua adiknya. Mereka mencari barang bekas untuk dijual kembali demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Memang kebiasaannya gitu, malah bukan Iyus doang, malah banyak orang cari barang bekas di lokasi. Iya untuk dijual lagi buat beli beras, buat makan anaknya, buat makan dia," kata Salim.
Kini, setelah kehilangan kedua adiknya, Salim hanya bisa pasrah. Pria paruh baya itu berharap agar kedua adiknya mendapatkan keadilan atas musibah yang menimpa mereka.
"Saya enggak banyak minta, terserah, ada kebijakan kali pasti saya terima, itu kan udah nasib. Mudah-mudahan ada kebijakan dari pihak pemerintah atau seharusnya ada dari TNI, ya saya terima kasih sebelumnya. Tapi belum ada cerita sampai saat ini," pungkas Salim dengan nada lirih.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini