Sejumlah Supermarket Raksasa Rontok di Indonesia, Hippindo: Barang Susah, Preman Merajalela
By Shandi March
08 May 2025
.jpeg)
GS Supermarket, jaringan ritel asal Korea Selatan, berencana untuk menutup seluruh gerainya pada akhir Mei 2025. (X@MurtadhaOne1)
LBJ – Dunia ritel Tanah Air kembali diguncang kabar mengejutkan. Dua jaringan supermarket raksasa asal luar negeri, GS Supermarket dari Korea Selatan dan LuLu Hypermarket dari Uni Emirat Arab, resmi menutup operasional gerainya di Indonesia. Fenomena ini memperpanjang daftar ritel asing yang mundur dari persaingan bisnis dalam negeri.
Penutupan GS Supermarket dijadwalkan rampung pada 31 Mei 2025, sebagaimana dikonfirmasi langsung oleh Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan (Hippindo), Budihardjo Iduansjah.
"Iya memang sudah, itu anggota kami dan sudah ada info juga, iya. (Penutupan) 31 Mei kalau nggak salah ya, prosesnya. Perusahaannya (di RI) tutup, GS Supermarket tutup," ucap Budihardjo, dikutip dari detik.com, Rabu (7/5).
Budihardjo menjelaskan bahwa GS Supermarket kesulitan bersaing karena cakupan pasarnya yang kecil dan jumlah cabangnya yang terbatas.
Baca juga : Tiongkok dan AS Gelar Pembicaraan Dagang Tingkat Tinggi di Swiss Setelah Perang Tarif
"Mungkin dia cabangnya kurang banyak ya. Kalau nggak salah 10 atau 9, jadi secara market tuh kurang besar cabangnya," tuturnya.
Nasib gerai eks-GS Supermarket ke depannya kemungkinan akan diambil alih oleh pemain ritel lain. Proses transisi ini, menurut Budihardjo, adalah hal yang lumrah dalam industri ritel.
"Kalau ada yang tutup misalnya dulu Giant, bekasnya entar jadi Hypermart atau apa. Pokoknya di lapangan itu ada yang tutup, ya pasti terjadi diskusi-diskusi antara peritel lah gitu," tambahnya.
Tak hanya GS, Lulu Hypermarket juga pamit dari pasar Indonesia. Salah satu gerainya di QBIG BSD telah resmi tutup per 30 April 2025. Informasi ini diumumkan langsung melalui akun Instagram resmi mereka.
Baca juga :Megawati Hangestri Dirujak Warganet Usai Live Emosional di TikTok
"Lulu Hypermarket QBIG BSD akan resmi menutup toko pada 30 April 2025," tulis mereka pada Sabtu (26/4).
Budihardjo mengungkap bahwa penutupan ritel asing ini tidak lepas dari beragam tantangan yang dihadapi para pelaku usaha, mulai dari distribusi barang, kerumitan perizinan, hingga ulah preman.
"Itu juga, Lulu juga tutup itu kalau nggak salah ya. Lulu tutup karena memang ya, mungkin, saya sudah sampaikan sebenarnya ritel itu di situasi Indonesia ini harus didukung dengan kemudahan-kemudahan untuk mendapatkan barang yang cepat dan mudah, asal import pun juga boleh yang penting kita bayar bajak gitu ya terus bikin izin-izin juga mudah," jelasnya.
"Jadi ya ada kesulitan-kesulitan di sektor retail lah, baik dari segi perizinan, dari segi untuk nyari barangnya dan untuk termasuk premanismenya, ini semua kan membuat sama saja namanya orang jadi capek gitu loh," lanjutnya menegaskan.
Meskipun dua nama besar hengkang, Budihardjo masih menaruh optimisme pada sektor ritel nasional. Menurutnya, bisnis ritel tetap tumbuh meski harus menyesuaikan diri dengan perubahan gaya belanja konsumen.
Baca juga :Rebut Jersey Marselino dari Bocah, PSSI Jatuhkan Sanksi Blacklist Nonton Timnas
"Kalau ditanya kondisi ritel sekarang gimana, ya saya bilang optimis. Mungkin ada konsep-konsep yang memang harus diubah mengikuti daripada masyarakat sekarang, ditambah lagi mungkin ada hal-hal yang memang harus diperbaiki. Jadi kalau ditanya ini ada yang tutup? Ya ada, tapi ada yang buka gerai baru juga," ujarnya.
Belum ada konfirmasi resmi soal perusahaan mana yang akan mengambil alih gerai eks-GS Supermarket. Namun dinamika ini membuka ruang bagi pemain lokal maupun asing lain untuk berekspansi dengan pendekatan yang lebih adaptif terhadap pasar Indonesia.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini