Harga Ayam Potong Terjun Bebas, Peternak Broiler Rugi Terancam Rp80 Miliar per Minggu
By Shandi March
25 Apr 2025
 anjlok drastis saat ini, disebut sudah menyentuh angka Rp9.000 per kg. (X@Y42N18).jpeg)
Harga ayam broiler (ras ayam potong) anjlok drastis saat ini, disebut sudah menyentuh angka Rp9.000 per kg. (X@Y42N18)
LBJ – Peternak ayam ras (broiler) di Indonesia tengah menghadapi tekanan hebat akibat harga jual yang merosot tajam. Di beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Jabodetabek, harga ayam hidup kini hanya berkisar Rp13.200 hingga Rp14.400 per kilogram.
Padahal, menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga pokok produksi atau break even point (BEP) ayam potong berada di kisaran Rp19.000/kg, dan Harga Acuan Penjualan (HAP) ditetapkan sebesar Rp25.000/kg. Jelas, kondisi ini membuat peternak rugi besar.
Menurut Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, situasi ini sudah mengarah ke maladministrasi dalam pengelolaan pasokan dan pengawasan pasar.
"Ombudsman bukan pengamat harga ayam, ya. Tapi kami masuk karena ini sudah menyangkut pelayanan publik," ujar Yeka, Kamis (24/4), dikutip dari CNBC Indonesia.
Baca juga : Terungkap! 108 Pengusaha Diduga Curangi Minyakita, Isi Tak Sesuai Takaran
Yeka mengatakan, peternak ayam di Jawa Barat bahkan sudah mengadu langsung dan melampirkan data terkait penurunan harga pasca Lebaran. Dari hasil kajian Ombudsman, bila populasi ayam peternak hanya 10 persen saja, kerugian diperkirakan bisa mencapai Rp80 miliar per minggu.
Yeka menyebut dua faktor utama anjloknya harga daging ayam potong :
- Pemberian kuota impor GPS (grand parent stock) ayam yang terlalu longgar, sehingga menambah suplai ayam secara tidak terkontrol.
- Lemahnya pengawasan dan pengendalian produksi oleh pemerintah, padahal harga acuan sudah ditetapkan secara resmi.
"Harga ayam sudah di bawah HAP (harga acuan penjualan) ini berarti pengawasan belum memadai. Apalagi kita sudah punya harga acuan dari pemerintah. Tapi kenapa tidak ada tindakan?" katanya.
Baca juga : Natalius Pigai Diutus Prabowo Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Sampaikan Duka Bangsa Indonesia
Ombudsman RI mendesak Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional untuk segera mengambil langkah intervensi pasar. Salah satu cara tercepat menurut Yeka adalah melakukan penyerapan ayam dari peternak.
"Kalau tidak ada penyerapan, ya pasti harga akan seperti ini terus," katanya.
Yeka juga mendorong agar pemerintah melibatkan sektor swasta untuk membantu menyerap ayam dari peternak bila kemampuan pemerintah terbatas.
"Kalau beras saja ada Bulog untuk menyerap gabah, kenapa ayam tidak ada program se-prudent itu?" kritiknya.
Jika dibiarkan tanpa solusi, peternak ayam akan terus menanggung kerugian besar. Harga yang jauh di bawah biaya produksi akan memaksa peternak mengurangi populasi ternak atau bahkan gulung tikar. Hal ini tentu berisiko memicu kelangkaan pasokan ayam di masa depan, dan lonjakan harga secara tiba-tiba saat pasokan menipis.
Yeka menyimpulkan, fungsi pengawasan harus ditingkatkan. Pemerintah tidak boleh membiarkan perusahaan pembibitan (breeding company) terus menggenjot produksi tanpa perhitungan matang terhadap permintaan pasar.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini