×
image

Demonstrasi Massal di AS Menentang Kebijakan Trump

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 20 Apr 2025

Para demonstran memprotes kebijakan Trump yang dianggap melanggar hak-hak sipil dan Konstitusi AS. (foto X/@EdKrassen)

Para demonstran memprotes kebijakan Trump yang dianggap melanggar hak-hak sipil dan Konstitusi AS. (foto X/@EdKrassen)


LBJ - Ribuan warga Amerika Serikat menggelar aksi demonstrasi massal di berbagai kota pada hari Sabtu (19/4/2025). Mereka mengecam kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump yang dinilai mengancam demokrasi dan hak-hak sipil.

Aksi protes ini berlangsung di pusat kota Manhattan, depan Gedung Putih di Washington, D.C., dan di Massachusetts, bertepatan dengan peringatan 250 tahun Perang Kemerdekaan Amerika. Demonstrasi ini merupakan kelanjutan dari aksi serupa dua minggu sebelumnya.

Para demonstran memprotes kebijakan Trump yang dianggap melanggar hak-hak sipil dan Konstitusi AS. Kebijakan tersebut mencakup upaya deportasi imigran dan pemangkasan anggaran pemerintah federal melalui pemecatan massal pegawai.

Di Manhattan, para pengunjuk rasa menyerukan penghentian deportasi imigran di tangga Perpustakaan Umum New York.

"Tidak ada rasa takut, tidak ada kebencian, tidak ada ICE di negara bagian kita," teriak mereka, merujuk pada Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS.

Baca juga: 92 Warga Palestina Tewas dalam Dua Hari Serangan Israel di Gaza

Thomas Bassford, seorang pensiunan berusia 80 tahun, datang dari Maine ke Massachusetts untuk menyaksikan peragaan ulang Pertempuran Lexington dan Concord. Ia menyatakan kekhawatiran atas kondisi kebebasan di Amerika.

"Ini adalah masa yang sangat berbahaya bagi kebebasan di Amerika," katanya.

"Saya ingin anak-anak lelaki [cucunya] belajar tentang asal-usul negara ini dan bahwa terkadang kita harus berjuang demi kebebasan."

Aksi protes juga direncanakan di luar dealer mobil Tesla, menentang peran penasihat Trump, Elon Musk, dalam merampingkan pemerintah federal. Demonstran lainnya mengorganisir kegiatan layanan masyarakat, seperti pengumpulan makanan dan kegiatan sukarela.

Beberapa aksi terinspirasi oleh semangat Perang Kemerdekaan Amerika, yang menyerukan perlawanan terhadap tirani. Warga Boston, George Bryant, yang hadir di Concord, mengungkapkan kekhawatirannya tentang pembentukan "negara polisi" di Amerika. Ia membawa spanduk bertuliskan, "Rezim fasis Trump harus pergi sekarang!"

Baca juga: Dibayangi Tarif Trump, RI Siap Pindahkan Rute Ekspor ke Eropa dan Australia

Pemerintahan Trump telah mengambil langkah-langkah kontroversial, termasuk penutupan kantor lapangan Administrasi Jaminan Sosial dan pemotongan dana program kesehatan pemerintah. Mereka juga mengurangi perlindungan bagi orang transgender.

Di Washington, D.C., Bob Fasick, seorang pensiunan pegawai federal berusia 76 tahun, menyatakan kekhawatirannya tentang ancaman terhadap hak proses hukum dan program jaring pengaman federal.

"Saya tidak bisa tinggal diam," katanya.

"Jika saya tidak melakukan apa pun dan semua orang tidak melakukan sesuatu untuk mengubah ini, dunia yang kita tinggalkan bersama untuk anak-anak kecil, untuk tetangga kita, bukanlah dunia yang ingin saya tinggali."***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post