×
image

Pemimpin Senior Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Gaza Selatan

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 24 Mar 2025

 Salah al-Bardawil, anggota senior biro politik mereka, tewas bersama istrinya saat tengah beribadah. (foto X/@Xshooterrr)

Salah al-Bardawil, anggota senior biro politik mereka, tewas bersama istrinya saat tengah beribadah. (foto X/@Xshooterrr)


LBJ - Seorang pemimpin senior Hamas, Salah al-Bardawil, tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, Gaza Selatan, pada Minggu dini hari (23/3). Serangan ini menandai eskalasi baru dalam konflik bersenjata di Jalur Gaza setelah Israel melanggar gencatan senjata pada Selasa lalu.

Kelompok Hamas mengonfirmasi bahwa Salah al-Bardawil, anggota senior biro politik mereka, tewas bersama istrinya saat tengah beribadah di tenda perlindungan mereka.

Dalam pernyataannya, Hamas menuduh Israel bertanggung jawab atas kematian al-Bardawil dan menyatakan bahwa “darahnya, darah istrinya, dan para martir akan terus mengobarkan semangat perjuangan pembebasan dan kemerdekaan.”

Otoritas Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait kematian al-Bardawil. Namun, ini bukan kali pertama tokoh-tokoh senior Hamas menjadi target sejak serangan udara Israel kembali dilanjutkan pada pekan lalu.

Baca juga: Conor McGregor Umumkan Pencalonan Presiden Irlandia

Sedikitnya 23 orang tewas dalam serangan udara Minggu dini hari. Militer Israel juga telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga di Tal as-Sultan, Rafah.

Dilansir Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, dari Deir el-Balah di Gaza Tengah, Israel melancarkan “serangan udara yang ganas dan luas” dalam beberapa jam terakhir.

Abu Azzoum menambahkan bahwa kondisi di Gaza “masih sangat kritis,” dengan intensifikasi serangan terhadap permukiman padat, rumah sakit, sekolah, dan masjid.

Israel sebelumnya memblokir akses bantuan kemanusiaan dan memutus pasokan listrik ke Gaza sejak 1 Maret. Sejak melanjutkan operasi militer pada Rabu lalu, Israel kembali mengirim pasukan darat ke beberapa wilayah yang sebelumnya telah mereka tinggalkan selama gencatan senjata yang berlangsung hampir dua bulan.

Menurut data terbaru, sedikitnya 634 warga Palestina tewas sejak Israel melanggar gencatan senjata pada Selasa. Sementara itu, total korban jiwa warga Palestina sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023 telah mencapai hampir 50.000 orang. Di pihak Israel, sebanyak 1.139 orang tewas dalam serangan awal Hamas, dan sekitar 250 orang disandera, dengan sebagian besar telah dibebaskan lewat negosiasi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tujuan dari operasi militer terbaru ini adalah untuk memaksa Hamas menyerahkan sisa tawanan. Namun, Hamas menuduh Israel mengorbankan para tawanan melalui eskalasi serangan dan menyalahkan Netanyahu atas kegagalan negosiasi dan pelanggaran gencatan senjata.

Baca juga: Israel Hancurkan Rumah Sakit Kanker Satu-Satunya di Gaza

Pada Jumat lalu, Hamas menyatakan sedang mempelajari proposal jembatan dari Amerika Serikat yang bertujuan memulihkan gencatan senjata hingga bulan April, pasca Ramadan dan Paskah Yahudi, guna membuka ruang negosiasi untuk mengakhiri perang.

Serangan di Lebanon

Sementara itu, konflik juga memanas di perbatasan utara Israel. Pada Sabtu, Israel melancarkan gelombang serangan udara ke Lebanon sebagai respons terhadap serangan roket yang mengarah ke wilayah utara Israel.

Israel menyebut serangan itu menargetkan posisi Hizbullah di kota Tyre dan Touline. Enam roket dilaporkan ditembakkan dari Lebanon, tiga di antaranya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel.

Namun, Hizbullah membantah keterlibatan mereka dalam serangan tersebut. Mereka menuduh Israel menggunakan insiden itu sebagai “dalih untuk melanjutkan agresi terhadap Lebanon” dan menyatakan dukungan penuh terhadap pemerintah Lebanon dalam menghadapi eskalasi tersebut.

Sejauh ini, setidaknya tujuh orang tewas dan 40 lainnya terluka akibat serangan Israel ke Lebanon sejak Sabtu.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post