Ribuan Warga Israel Turun ke Jalan Tolak Pemecatan Kepala Shin Bet dan Perang
By Cecep Mahmud
23 Mar 2025

Ribuan warga Israel memadati Lapangan Habima, Tel Aviv, pada Sabtu (22/3), memprotes keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. (foto X/@bekiservet)
LBJ - Ribuan warga Israel memadati Lapangan Habima, Tel Aviv, pada Sabtu (22/3), memprotes keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang memecat Kepala Dinas Intelijen Dalam Negeri (Shin Bet), Ronen Bar, serta menolak kelanjutan operasi militer Israel di Jalur Gaza.
Aksi ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan politik dan kemarahan publik atas kegagalan pemerintah mengamankan pembebasan para tawanan yang masih ditahan Hamas sejak serangan 7 Oktober 2023.
Pemecatan Ronen Bar oleh Netanyahu, yang efektif diberlakukan mulai 10 April mendatang, memicu gelombang protes selama tiga hari berturut-turut.
Netanyahu menyatakan kehilangan kepercayaan terhadap Bar yang telah menjabat sejak 2021, namun Mahkamah Agung Israel membekukan keputusan tersebut pada Jumat, dengan alasan perlu waktu untuk meninjau kembali legalitas tindakan tersebut.
Baca juga: Netanyahu Pecat Kepala Shin Bet Ronen Bar
Ribuan demonstran melambaikan bendera Israel dan membawa plakat bertuliskan “Tidak ada lagi pertumpahan darah” dan “Hentikan perang, sekarang!” Mereka mendesak pemerintah segera melakukan kesepakatan pembebasan sisa 59 tawanan Israel di Gaza. Beberapa di antara tawanan itu diyakini masih hidup.
“Musuh Israel yang paling berbahaya adalah Benjamin Netanyahu,” ujar Moshe Haaharony (63), salah satu pengunjuk rasa, seperti dikutip Reuters.
Ia menuduh Netanyahu telah mengabaikan kepentingan rakyat selama dua dekade terakhir.
Konflik antara Netanyahu dan Ronen Bar disebut telah berlangsung selama berbulan-bulan, terutama setelah Bar mendorong penyelidikan atas kegagalan intelijen menjelang serangan Hamas.
Bar mengklaim pemecatannya sebagai upaya untuk menghentikan pencarian kebenaran mengenai tragedi 7 Oktober.
baca juga: Netanyahu Umumkan Peningkatan Serangan terhadap Gaza
Sementara itu, Pemimpin Oposisi Israel, Yair Lapid, menyerukan pemogokan umum jika Netanyahu tetap menolak mematuhi putusan Mahkamah Agung. “Jika ini terjadi, maka seluruh negara harus ditutup,” ujarnya saat berorasi di depan massa.
Tekanan terhadap Netanyahu meningkat setelah diketahui bahwa kabinetnya akan segera menggelar sidang pemakzulan terhadap Jaksa Agung Gali Baharav-Miara, yang juga seorang kritikus kebijakan perdana menteri.
Baharav-Miara memperingatkan bahwa Netanyahu tidak memiliki wewenang untuk menunjuk kepala Shin Bet yang baru selama putusan Mahkamah Agung masih berlaku.
Aksi protes serupa juga direncanakan akan digelar di depan Knesset dan kediaman pribadi Netanyahu di Yerusalem Barat.
Sejak Israel melanjutkan serangan militer ke Gaza pada Selasa (18/3), suasana politik semakin memanas. Proses gencatan senjata yang sebelumnya berhasil menukar tawanan Hamas dengan tahanan Palestina kini terhenti.
Baca juga: Netanyahu Ajukan Pemungutan Suara untuk Memberhentikan Kepala Shin Bet
Erez Berman (44), pengunjuk rasa lainnya, menyatakan, “Satu setengah tahun berlalu setelah pertempuran di Gaza, Hamas masih berkuasa. Pemerintah Israel gagal mencapai tujuannya sendiri.”
Kondisi tawanan semakin mengkhawatirkan seiring meningkatnya serangan udara Israel yang dikhawatirkan membahayakan mereka.
Ophir Falk, penasihat kebijakan luar negeri Netanyahu, berpendapat bahwa tekanan militer adalah cara paling efektif untuk mendorong pembebasan tawanan, sebagaimana yang terjadi pada gencatan senjata bulan November lalu.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini