Gubernur Dedi Mulyadi Bongkar Bangunan Liar di Bekasi, Kades Srijaya Marah
By Shandi March
15 Mar 2025
. (X@pemkabekasi).jpeg)
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, bersama Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, memimpin penertiban bangunan tanpa izin di Bekasi, Jumat (14/3). (X@pemkabekasi)
LBJ - Aksi pembongkaran bangunan liar di bantaran Kali Sepak, Kabupaten Bekasi, yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada Jumat (14/3) memicu reaksi keras dari Kepala Desa Srijaya, Canih Hermansyah. Ia mengkritik langkah tersebut karena dianggap dilakukan tanpa sosialisasi dan tidak sesuai prosedur.
Pembongkaran yang dilakukan di Desa Srimukti dan Desa Srijaya, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi itu melibatkan satu alat berat ekskavator. Sekitar 60 bangunan liar, yang selama puluhan tahun digunakan warga sebagai tempat tinggal dan usaha, diratakan.
Kepala Desa Srijaya, Canih Hermansyah, menyatakan keberatannya. Ia menilai bahwa tindakan ini tidak sesuai prosedur dan seharusnya dilakukan dengan tahapan sosialisasi terlebih dahulu.
"Seharusnya ini dijalankan sesuai dengan SOP, teguran pertama, kedua, ketiga, sosialisasi dulu, jangan seperti ini. Lah ini negara, bukan negara jajahan, kita sudah merdeka," ujar Canih, Jumat (14/3).
Baca juga : Minta Uang Kebersihan, Wanita di Depok Ribut dengan Pedagang Terjatuh ke Wajan Minyak Panas Alami Luka Bakar
Ia juga menuding bahwa Gubernur Dedi Mulyadi menjalankan pemerintahan dengan cara otoriter.
"Lah kalau bikin ramai buat apaan, bikin keruh saja. Cuma Pak Gubernur itu menjalankan pemerintahannya seperti otoriter, mentang-mentang dia Gubernur tidak melihat keadaan," ungkapnya.
Meski menolak cara yang dilakukan, Canih menegaskan bahwa dirinya tetap mendukung pembangunan daerah, asalkan dilakukan dengan pendekatan yang lebih humanis.
"Saya bukan tidak mendukung pembangunan daerah, bukan, saya mendukung. Tapi caranya yang salah. Bukan zaman penjajah ini," imbuh dia.
Selain protes dari Kepala Desa, warga yang terdampak juga mengeluhkan kurangnya informasi sebelum pembongkaran dilakukan. Salah satu pemilik bangunan yang terdampak, Wana (55), mengaku baru mengetahui bahwa pembongkaran dilakukan pada hari tersebut.
Baca juga : Menteri Polandia Tertawa Bahas Gaza, Anggota Parlemen Eropa Ngamuk
"Tanggal 10 April mau digusur habis Lebaran. Yang hari ini enggak tahu, lurah enggak tahu, camat enggak tahu. Tahu-tahu hari ini," kata Wana di lokasi, Jumat (14/3).
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pembongkaran ini bertujuan untuk mencegah banjir dan mengatasi penumpukan sampah di Kali Sepak.
Ia juga menjanjikan bantuan bagi warga yang terdampak untuk membangun warung baru di lokasi lain.
"Nanti kalau Bapak bikin warung baru, saya bangunkan warungnya oleh Pemprov Jabar. Siap setuju kan?" ujar Dedi kepada warga.
Pernyataan tersebut disambut baik oleh warga yang terdampak. "Setuju, Pak," jawab mereka.
Mendadak Ciut Saat Dicari Gubernur
Dedi kemudian menantang Canih yang sebelumnya mengkritiknya untuk menyatakan pendapatnya di hadapan warga.
Baca juga : Cara dan Syarat Balik Nama Sertifikat Tanah Serta Biayanya
"Mana yang tadi yang agak marah sama saya. Pak kades, setuju kan?" tanya Dedi.
Canih pun merespons dengan sikap yang lebih lunak. "Setuju kalau ada penggantian," ujarnya.
Sontak Canih pun berubah, dan menyatakan dukungannya terhadap program Dedi.
"Alhamdulillah, jadi saya mendukung program Pak Gubernur," tegas Canih.
Tapi Dedi menegaskan bahwa program ini bukanlah inisiatif pribadinya, melainkan demi kepentingan warga sendiri.
"Bukan program saya, program Bapak. Kan yang kebanjiran Bapak, bukan saya," tandasnya.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini