Kelaparan Mengancam Gaza di Tengah Blokade Bantuan
By Cecep Mahmud
12 Mar 2025

Kondisi Masyarakat Palestina, di wilayah Gaza semakin mengkhawatirkan akibat blokade Israel. (tangkap layar X)
LBJ - Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk setelah Israel kembali menghentikan seluruh pasokan bantuan kemanusiaan. Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, memperingatkan bahwa kondisi di Gaza "memburuk dengan sangat, sangat cepat" dan berisiko menghadirkan kelaparan yang semakin dalam.
Lazzarini menyatakan bahwa penghentian bantuan ini merupakan "senjata" untuk mengontrol masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Sangat penting bahwa bantuan kemanusiaan diizinkan masuk lagi untuk mempertahankan kemajuan yang telah dicapai selama fase pertama gencatan senjata dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat," ujarnya dalam konferensi pers di Jenewa, Senin (11/3).
Baca juga: Mesir dan Tunisia Tolak Penggusuran Warga Palestina, Dukung Rekonstruksi Gaza
UNRWA, badan PBB yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina sejak 1949, kini menghadapi tantangan besar akibat kampanye disinformasi, pembatasan dari pemerintah Israel, serta pemotongan pendanaan oleh donor utama, termasuk Amerika Serikat.
Lazzarini memperingatkan bahwa jika UNRWA runtuh, dampaknya akan meluas hingga ke Yordania, Lebanon, dan Suriah.
"Lingkungan di mana anak-anak tidak memperoleh pendidikan dan masyarakat tidak memiliki akses terhadap layanan dasar merupakan lahan subur bagi eksploitasi dan ekstremisme," tambahnya.
Sebelumnya, AS merupakan penyandang dana terbesar UNRWA. Namun, setelah tuduhan dari Israel terhadap beberapa staf UNRWA, pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden memutuskan untuk menghentikan seluruh kontribusinya. Sebagai alternatif, AS mengalihkan bantuan ke Jalur Gaza melalui badan lain seperti Program Pangan Dunia dan organisasi non-pemerintah.
Menurut laporan The Times of Israel, pendanaan AS untuk bantuan Gaza juga kemungkinan terdampak oleh pemotongan besar-besaran terhadap Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengonfirmasi bahwa setelah peninjauan selama enam minggu, pemerintah AS membatalkan 83 persen program USAID, kecuali bantuan untuk Israel dan Mesir.
Baca juga: Zelensky dan Putra Mahkota Saudi Bahas Konflik Ukraina
Di tengah krisis ini, Arab Saudi dan sejumlah negara lainnya mendukung rencana pembangunan kembali Gaza senilai $53 miliar yang dipimpin oleh Mesir. Rencana ini dimaksudkan sebagai alternatif dari usulan pemerintahan Trump yang sebelumnya mengusulkan pemindahan paksa seluruh warga Palestina dari Jalur Gaza.
Negosiasi untuk menghidupkan kembali perjanjian gencatan senjata masih menemui jalan buntu. Hamas menyebut Israel tidak memenuhi perjanjiannya dengan menolak menarik pasukan dari Koridor Philadelphia, perbatasan Gaza-Mesir, serta menghambat masuknya bantuan luar negeri.
Seiring berlanjutnya blokade ini, risiko kelaparan dan krisis kemanusiaan di Gaza semakin meningkat. Organisasi kemanusiaan dan komunitas internasional terus mendesak agar bantuan kembali diizinkan masuk guna mencegah bencana lebih lanjut.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini