×
image

Zelenskyy Ingin Perbaiki Hubungan dengan Trump Pasca Penghentian Bantuan Militer

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 05 Mar 2025

Zelenskyy menyebut perselisihannya dengan Trump sebagai hal yang “sangat disesalkan”. (tangkap layar)

Zelenskyy menyebut perselisihannya dengan Trump sebagai hal yang “sangat disesalkan”. (tangkap layar)


LBJ - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan keinginannya untuk memperbaiki hubungan dengan Presiden AS Donald Trump guna mencapai perdamaian abadi di negaranya. Pernyataan ini muncul setelah Washington secara mendadak menangguhkan bantuan militer ke Kyiv, sebuah langkah yang mengejutkan komunitas internasional.

Pada Selasa, Zelenskyy menyebut perselisihannya dengan Trump sebagai hal yang “sangat disesalkan” dan menyerukan gencatan senjata sebagian sebagai langkah awal untuk mengakhiri perang dengan Rusia yang telah berlangsung selama tiga tahun.

“Ukraina siap datang ke meja perundingan sesegera mungkin untuk membawa perdamaian abadi lebih dekat. Tidak ada yang menginginkan perdamaian lebih dari warga Ukraina,” tulis Zelenskyy di X (Twitter).

Gencatan Senjata Sebagai Tawaran Perdamaian

Sebagai upaya awal menuju perdamaian, Zelenskyy mengusulkan gencatan senjata di udara dan laut jika Rusia juga melakukan hal yang sama.

“Kami siap menyetujui larangan rudal, pesawat tanpa awak jarak jauh, serta serangan terhadap infrastruktur energi dan sipil – dan juga gencatan senjata di laut segera,” ungkapnya.

Baca juga: Trump Terapkan Tarif Baru untuk Meksiko, Kanada, dan China

Tawaran ini muncul setelah pertemuan sengit antara Zelenskyy dan Trump di Gedung Putih pada Jumat lalu. Perselisihan itu mendorong Menteri Luar Negeri AS untuk meminta maaf kepada pemimpin Ukraina.

“Pertemuan kami di Gedung Putih tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sangat disesalkan bahwa hal itu terjadi seperti ini. Sudah saatnya untuk memperbaiki keadaan,” tambah Zelenskyy.

Trump Tawarkan Kesepakatan Tambang Mineral Ukraina

Sementara bantuan militer AS terhenti, Trump mengisyaratkan bahwa kesepakatan investasi AS di tambang mineral Ukraina masih bisa dilakukan.

Kesepakatan tersebut seharusnya ditandatangani pada pertemuan di Washington, tetapi batal setelah perdebatan sengit di Ruang Oval. Wakil Presiden AS JD Vance mendorong Zelenskyy untuk menerimanya, dengan alasan bahwa kepentingan ekonomi AS di Ukraina akan menjadi jaminan keamanan terbaik bagi negara tersebut.

“Jika Anda ingin memastikan bahwa Vladimir Putin tidak akan menginvasi Ukraina lagi, maka memberikan keuntungan ekonomi bagi Amerika di masa depan Ukraina adalah solusi terbaik,” ujar Vance dalam wawancara dengan Fox News.

Baca juga: Mesir Usulkan Rencana Rekonstruksi Gaza, Didukung Liga Arab

Zelenskyy merespons dengan menyatakan bahwa dirinya siap menandatangani perjanjian "kapan saja dan dalam format apa pun yang sesuai".

Dampak Penghentian Bantuan Militer AS

Selama tiga tahun terakhir, Ukraina bergantung pada bantuan militer AS dan Eropa untuk menghadapi Rusia. Penghentian bantuan ini diperkirakan akan berdampak besar, terutama terhadap pertahanan udara dan persediaan amunisi di garis depan.

Menurut Michael Kofman, peneliti senior di Carnegie Endowment, dampak penghentian bantuan ini tidak akan langsung terasa, tetapi dalam jangka panjang bisa memperlemah pertahanan Ukraina.

“Ini cukup signifikan, tetapi tidak sebesar dampak di awal perang karena Ukraina kini tidak terlalu bergantung pada bantuan militer langsung AS,” katanya kepada Reuters.

Eropa kini berlomba-lomba meningkatkan anggaran pertahanannya untuk mengisi kekosongan. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengusulkan peningkatan anggaran pertahanan Uni Eropa hingga €800 miliar ($840 miliar) dan menggelar pertemuan darurat pada Kamis mendatang untuk membahas paket pertahanan.

Namun, analis menyebut bahwa meski Eropa berusaha menggantikan peran AS, mereka belum tentu bisa menyediakan semua yang dibutuhkan Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara Predator dan amunisi.

Rusia Manfaatkan Situasi untuk Keuntungan Militer

Sementara itu, Kremlin menyambut penghentian bantuan militer AS sebagai langkah menuju perdamaian, meski masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari Trump.

Para pakar militer memperingatkan bahwa Rusia kemungkinan akan memanfaatkan situasi ini untuk memperluas penguasaan wilayah dan memperkuat posisinya dalam negosiasi perdamaian di masa depan.

Menurut RIA Novosti, Andrei Kartapolov—mantan jenderal Rusia yang kini menjabat di parlemen—memperingatkan bahwa cadangan amunisi Ukraina bisa habis dalam beberapa bulan ke depan.

“Kita perlu terus menekan dan menyerang pangkalan serta depot mereka dengan senjata presisi jarak jauh untuk menghancurkan persediaan senjata,” katanya.

Selain itu, Ukraina juga menghadapi risiko dalam operasi militernya, terutama karena mereka bergantung pada satelit Starlink yang dioperasikan oleh Elon Musk, salah satu sekutu Trump.

“Jika Starlink berhenti menyediakan internet untuk Ukraina, itu akan menjadi masalah serius,” ujar James Bays dari Al Jazeera dalam laporannya dari London.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post