LBJ - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah Ketua Umum Pemuda Pancasila, Japto Soerjosoemarno. Penggeledahan ini berhubungan dengan penyelidikan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) mantan Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari.

“Benar ada kegiatan penggeledahan perkara tersangka RW (Kukar) di rumah saudara JS,” ujar juru bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, Rabu (5/2/2025).

Penggeledahan berlangsung di kediaman Japto, yang berlokasi di Jalan Benda Ujung RT 10 RW 01, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kegiatan tersebut dilakukan pada Selasa (4/2).

Namun, KPK belum merinci hasil penggeledahan dan bagaimana keterlibatan Japto dalam kasus ini.

Baca juga: Kuasa Hukum Hasto Gugat Keabsahan Pimpinan KPK ke Mahkamah Konstitusi

Rita Widyasari pertama kali ditetapkan sebagai tersangka pada 2017 dalam kasus suap dan gratifikasi. Pada 2018, majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat memvonisnya 10 tahun penjara. Selain itu, ia diwajibkan membayar denda Rp 600 juta dan kehilangan hak politik selama lima tahun.

Rita terbukti menerima gratifikasi senilai Rp 110 miliar terkait perizinan proyek di Kutai Kartanegara. Upayanya melawan vonis gagal setelah Mahkamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali pada 2021.

Rita dieksekusi ke Lapas Pondok Bambu dan tetap berstatus tersangka kasus TPPU. Pada Juli 2024, KPK menemukan indikasi Rita juga menerima uang dari pengusaha tambang melalui gratifikasi dalam bentuk mata uang asing.

Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, sebelumnya menyebutkan bahwa Rita menerima pecahan uang dalam dolar AS. Setiap metrik ton batu bara yang dihasilkan perusahaan tambang di Kutai Kartanegara menjadi sumber gratifikasi tersebut.

Saat ini, KPK masih menyelidiki keterkaitan antara dana yang diterima Rita dengan pihak-pihak lain, termasuk Japto. Hasil penggeledahan diharapkan memberikan petunjuk baru.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini