×
image

Warga Jenin Takut Menguburkan Keluarga yang Tewas Akibat Serangan Israel

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 05 Feb 2025

Israel melarang pemakaman bagi warga Palestina yang mereka bunuh di Jenin. (foto X/@swilkinsonbc)

Israel melarang pemakaman bagi warga Palestina yang mereka bunuh di Jenin. (foto X/@swilkinsonbc)


LBJ - Selama dua minggu terakhir, keluarga di Jenin hidup dalam ketakutan menguburkan orang yang mereka cintai. Serangan brutal Israel dengan penembak jitu dan drone memaksa mereka menunda pemakaman hingga berminggu-minggu.

Sejak 21 Januari, serangan besar-besaran Israel di kota Jenin dan kamp pengungsiannya telah menewaskan setidaknya 30 orang. Sebagian tewas akibat serangan langsung, dan lainnya meninggal karena sebab alami. Namun, rasa takut akan penembak jitu membuat keluarga enggan melakukan pemakaman.

“Keluarga takut menguburkan orang yang mereka cintai di pemakaman kamp karena penembak jitu Israel ditempatkan di gedung-gedung tinggi,” kata Mahmoud al-Saadi, direktur layanan darurat di Jenin, Senin lalu.

Baca juga: Trump dan Netanyahu Bahas Rencana AS Ambil Alih Gaza

Beberapa jenazah bahkan terbaring di kamar mayat lebih dari 13 hari karena izin pemakaman dari pihak Israel berulang kali ditunda.

Bassam Turkman, warga kamp Jenin, harus menghadapi kenyataan pahit ketika kakaknya, Osama, meninggal secara mendadak. Bassam terpaksa memilih antara menguburkan Osama di Burqin, kota kecil dekat Jenin, atau menunggu kesempatan untuk membawanya kembali ke kamp pengungsian.

“Kami tumbuh dengan keyakinan bahwa menghormati orang yang meninggal berarti menguburkan mereka dengan cepat,” ujar Bassam.

Akhirnya, Osama dimakamkan di Burqin. Meski hanya berjarak 4 km, rasa sakit keluarga semakin dalam karena Osama tidak dapat dimakamkan di kamp tempat mereka dibesarkan.

Pada tanggal 28 Januari, Osama Abu al-Hayja, 25 tahun, tewas akibat tembakan pasukan Israel di atap gedung. Kakaknya, Tareq Abu al-Hayja, mengungkapkan kekecewaannya karena keluarga tidak diizinkan mengadakan prosesi pemakaman.

“Kami ingin memakamkan Osama bersama para martir lainnya,” kata Tareq. Namun, tentara Israel menutup akses ke kamp dan melarang pertemuan warga.

Baca juga: Netanyahu Bertemu Trump: Diskusikan Gencatan Senjata dan Isu Regional

Keluarga akhirnya memilih menguburkannya di Segitiga Martir, desa terdekat, demi memastikan perpisahan yang bermartabat.

Pada Sabtu lalu, pihak Palestina berhasil berkoordinasi dengan otoritas Israel untuk menguburkan jenazah di kamar mayat. Namun, prosesi duka dibatasi. 

“Tidak boleh ada prosesi, hanya dua anggota keluarga yang diizinkan,” kata Mahmoud al-Saadi.

Sayangnya, koordinasi tersebut dibatalkan karena alasan “keamanan”. Penundaan ini memaksa tim darurat untuk berimprovisasi. Empat jenazah dimakamkan di distrik timur Jenin, sementara tujuh lainnya harus menunggu hingga Senin.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post