×
image

Pertukaran Tahanan Israel-Palestina: Kemenangan Simbolis di Tengah Reruntuhan Gaza

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 31 Jan 2025

 Proses penyerahan Arbel Yehud (29), dan Gadi Mozes (80), kepada pihak palang Merah Internasional, oleh Hamas. (foto X/@Cyrus_In_The_X)

Proses penyerahan Arbel Yehud (29), dan Gadi Mozes (80), kepada pihak palang Merah Internasional, oleh Hamas. (foto X/@Cyrus_In_The_X)


LBJ - Ribuan warga berkumpul sejak pagi di Khan Younis, menyaksikan penyerahan dua tawanan Israel oleh Hamas dalam pertukaran berisiko tinggi yang dianggap "kemenangan simbolis" oleh banyak warga Palestina. Perjanjian ini merupakan bagian dari gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri perang panjang yang dimulai pada Oktober 2023.

Di antara kerumunan, Abu Yusuf, 32 tahun, menunggu dengan putranya di pundaknya. Ia mengaku bangga atas pembebasan tawanan Israel sebagai ganti ratusan tahanan Palestina.

"Apa yang kami derita dalam perang ini tidak sia-sia," ujarnya.

Pertukaran ini terjadi pada Kamis pagi di Khan Younis dan merupakan yang ketiga sejak gencatan senjata berlaku pada 19 Januari 2025. Berdasarkan kesepakatan, 33 tawanan Israel akan dibebaskan dalam enam minggu, sementara hingga 1.650 tahanan Palestina juga dibebaskan oleh Israel.

Baca juga: Larangan UNRWA Mulai Berlaku, Operasi Tetap Berjalan di Wilayah Palestina

Otoritas Israel telah membebaskan 110 tahanan Palestina, termasuk 32 orang yang menjalani hukuman seumur hidup dan 30 anak di bawah umur.

Penyerahan dimulai dengan pembebasan prajurit Israel Agam Berger di Gaza utara. Diikuti oleh pembebasan Arbel Yehud dan Gadi Moses, serta lima warga Thailand. Para tawanan dikawal oleh pejuang Brigade al-Quds yang bertopeng menuju perwakilan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Bagi banyak warga Gaza, pertukaran ini merupakan kemenangan moral di tengah kehancuran akibat serangan udara.

Yasmin, 28 tahun, mengatakan, “Kemenangan ini milik setiap negara yang mendukung kami, tetapi keteguhan hati rakyatlah yang membawa kami ke sini.”

Namun, suasana perayaan bercampur dengan kesedihan.

Abdul Qadir, 63 tahun, menunjukkan reruntuhan di sekitarnya dan berkata, “Ketangguhan kami membuat dunia melihat kami, tetapi lihatlah harga yang kami bayar.”

Baca juga: Tragedi Tabrakan Pesawat dan Helikopter di Potomac: 64 Penumpang Jadi Korban

Hamas dan Jihad Islam berperan besar dalam mengatur pertukaran ini. Di sisi lain, Israel melakukan negosiasi ketat yang sempat memicu ketegangan. Kasus Arbel Yehud, misalnya, menimbulkan kontroversi karena penundaannya membuat warga Palestina frustrasi.

Mohammed, 22 tahun, mencemooh saat Yehud dilepas, “Kembalilah ke keluargamu. Kami lebih baik tanpamu.”

Pengamat menilai pertukaran tahanan ini akan memengaruhi dinamika konflik Palestina-Israel. Di satu sisi, warga Gaza merasakan moral mereka meningkat, namun di sisi lain, kehancuran fisik masih menjadi tantangan besar. Perjanjian ini menunjukkan bahwa meski perang berlangsung, diplomasi tetap berperan.

Pertukaran tahanan ini bukan hanya soal pengembalian warga, tetapi juga simbol perjuangan panjang Palestina. Meski ada kekecewaan akibat kerusakan besar di Gaza, banyak yang percaya bahwa harapan dan keteguhan hati tetap menjadi fondasi bagi masa depan Palestina.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post