Trump dan Isu Pembersihan Etnis Gaza: Provokasi atau Realita?
By Cecep Mahmud
30 Jan 2025

Donald Trump menyarankan agar warga Gaza dipindahkan ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania. (foto X)
LBJ - Pernyataan kontroversial Donald Trump yang menyarankan pemindahan massal warga Gaza ke Mesir dan Yordania menuai kritik tajam. Banyak pihak menyebut gagasan ini berpotensi sebagai bentuk pembersihan etnis. Namun, rencana tersebut kecil kemungkinan terwujud mengingat penolakan keras dari Mesir dan Yordania.
Pemulangan Warga Gaza: Harapan Baru Setelah Konflik
Setelah 15 bulan perang, Jalur Gaza akhirnya mulai berangsur pulih dengan gencatan senjata sementara. Ribuan warga yang mengungsi kini pulang ke wilayah mereka di bagian utara Gaza. Di tengah momen penuh haru tersebut, pernyataan Donald Trump mengejutkan dunia.
Trump menyarankan agar warga Gaza dipindahkan ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.
"Kami hanya ingin membersihkan semuanya dan berkata: 'Ini sudah berakhir,’" ujar Trump kepada wartawan.
Baca juga: Trump Ajukan Pensiun Dini ke 2 Juta ASN AS, Janjikan Pesangon 8 Kali Gaji
Trump dan Tuduhan Pembersihan Etnis
Para pengamat menilai gagasan Trump ini sejalan dengan definisi pembersihan etnis. Munayyer dari Arab Center Washington DC menyebut pernyataan Trump sebagai “menjijikkan” dan pelanggaran norma internasional.
“Namun, pernyataan ini harus dihadapi dengan skeptisisme. Trump sering berbicara tanpa pertimbangan matang,” tambahnya.
Para ahli menjelaskan bahwa pembersihan etnis bisa dilakukan secara halus. Salah satunya adalah menghancurkan infrastruktur dan membuat kehidupan di Gaza tidak layak.
"Ini strategi Israel sejak lama," kata Munayyer.
Penolakan Tegas dari Mesir dan Yordania
Mesir dan Yordania dengan tegas menolak gagasan pemindahan massal ini. Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan bahwa pengusiran warga Palestina adalah tindakan tidak adil yang tidak akan diikutinya.
"Jika saya menerima itu, rakyat Mesir akan turun ke jalan," tegasnya.
Baca juga: Tragedi di Maha Kumbh Mela: 15 Orang Diduga Tewas dalam Insiden Desak-Desakan
Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menambahkan bahwa posisi negaranya tidak akan berubah.
“Ini adalah ancaman langsung terhadap stabilitas nasional kami,” kata Safadi.
Mengapa Rencana Trump Sulit Terwujud?
Nancy Okail, presiden Pusat Kebijakan Internasional, mengatakan bahwa Trump mungkin mencoba menekan Mesir melalui pendekatan “wortel dan tongkat”. Namun, Mesir tidak akan tunduk karena hal ini mengancam keamanan nasional.
“Ini masalah kapasitas dan legitimasi negara,” jelas Okail.
Selain itu, Mesir dan Yordania khawatir akan reaksi rakyatnya. Masuknya pengungsi Palestina, yang bisa mencapai ratusan ribu, dapat memicu instabilitas politik dan ekonomi.
Masa Depan Gaza Ada di Tangan Palestina
Meskipun Trump mencoba mengusulkan pemindahan massal, kecil kemungkinan usul ini akan diterima dunia internasional. Yang diperlukan Gaza adalah gencatan senjata permanen dan bantuan rekonstruksi.
“Orang-orang di Gaza membutuhkan tempat tinggal yang layak, bukan pengusiran paksa,” kata Munayyer.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini