Dua Warga Palestina Tewas, Israel Lanjutkan Serangan Besar di Jenin
By Cecep Mahmud
24 Jan 2025

Warga Palestina meninggalkan Jenin dengan berjalan kaki ketika buldoser Israel menghancurkan jalan-jalan. (foto X/@palinfoen)
LBJ - Dua warga Palestina tewas dalam serangan militer Israel di Jenin, Tepi Barat. Militer Israel mengklaim keduanya adalah anggota Jihad Islam Palestina. Serangan ini memicu ketegangan dan mengakibatkan evakuasi ratusan warga dari kamp pengungsi Jenin.
Serangan Israel di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, memasuki hari ketiga, Kamis (24/1). Militer Israel memerintahkan evakuasi massal ratusan warga menggunakan pengeras suara.
"Tentara Israel memaksa penduduk meninggalkan kamp dengan ancaman," ujar Gubernur Jenin, Kamal Abu al-Rub, kepada AFP.
Di tengah operasi tersebut, dua warga Palestina, Muhammad Abu al-Asaad dan Qutaiba al-Shalabi, tewas dalam serangan di Burqin. Menurut Al Quds Today, keduanya tewas dalam baku tembak yang berlangsung berjam-jam.
Baca juga: Medan Perang Bergeser ke Tepi Barat, Warga Palestina Hidup dalam Ketakutan
Militer Israel mengonfirmasi kejadian tersebut. Mereka mengklaim kedua korban adalah anggota Jihad Islam Palestina dan terlibat serangan di Qalqilya awal bulan ini. Namun, jenazah mereka ditahan dan belum dikembalikan kepada keluarga.
Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan bahwa pasukan Israel meratakan sebuah rumah di Burqin menggunakan buldoser. Walikota Burqin, Hassan Sobh, mengungkapkan bahwa tentara Israel menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Selain itu, organisasi Pertahanan untuk Anak-Anak Internasional Palestina (DCIP) menyatakan seorang remaja Palestina berusia 16 tahun, Motaz Abu Tabeekh, juga tewas akibat tembakan militer.
Otoritas Palestina menyebut serangan ini sebagai bentuk "hukuman kolektif" yang melanggar hukum internasional.
"Israel menggunakan operasi ini untuk mencaplok wilayah Tepi Barat secara bertahap," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina.
Baca juga: Serangan Israel di Jenin: 9 Warga Palestina Tewas, Puluhan Terluka
Menurut peneliti Palestina, Hamza Zubiedat, situasi ini semakin memperburuk kehidupan warga Palestina.
"Ini memutus akses layanan dasar, seperti kesehatan dan transportasi barang," katanya.
Sementara itu, militer Israel berdalih bahwa operasi ini bertujuan memerangi ratusan ancaman teror.
"Kami telah menghentikan lebih dari 2.000 serangan sejak dimulainya perang Gaza," kata Nadav Shoshani, juru bicara militer Israel.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini