ChatGPT Pro: Kenapa Layanan Berbayar Malah Bikin OpenAI Rugi?
By Cecep Mahmud
13 Jan 2025
Pengguna ChatGPT Pro memanfaatkan layanan ini lebih intens dibandingkan prediksi perusahaan. (X/@STEAMEDUCATIONS)
LBJ - CEO OpenAI, Sam Altman, mengaku bahwa ChatGPT Pro justru membuat perusahaan merugi.
Padahal, layanan ini dibanderol 200 dolar AS (sekitar Rp 3 juta) per bulan.
Pengguna ChatGPT Pro memanfaatkan layanan ini lebih intens dibandingkan prediksi perusahaan.
“Saya sendiri yang menentukan harga tersebut, dan saya mengira kami akan menghasilkan uang,” ujar Altman di X/Twitter.
Tingginya intensitas penggunaan membuat sumber daya OpenAI terkuras.
Baca juga: Pendaftaran Akun SNPMB 2025 Resmi Dibuka, Simak Cara dan Jadwal Lengkapnya!
Pendapatan dari langganan tidak mampu menutupi biaya operasional.
Model AI terbaru, yaitu "penalaran" o1, serta fitur video Sora, menarik banyak pengguna.
Altman mengaku tidak melakukan riset harga sebelum menetapkan biaya langganan.
“Kami hanya mencoba dua harga, 20 dolar AS dan 42 dolar AS,” katanya kepada Bloomberg.
Pengguna lebih memilih harga 20 dolar AS, yang akhirnya diadopsi.
“(Penentuan harga) itu tidak pakai proses mempekerjakan seseorang dan melakukan studi harga,” tambahnya.
Baca juga: Ini Dia Identitas Guru SD Medan yang Hukum Siswa Duduk di Lantai Gara-gara Nunggak SPP
Meski pendapatan OpenAI mencapai 3,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 60 triliun) pada 2024, perusahaan tetap merugi.
OpenAI dilaporkan mengalami kerugian hingga 5 miliar dolar AS (sekitar Rp 81 triliun).
Namun, secara keseluruhan, OpenAI telah mengumpulkan pemasukan 20 miliar dolar AS sejak didirikan.
Belum jelas apakah OpenAI akan menyesuaikan harga atau fitur ChatGPT Pro.
Perusahaan mungkin perlu strategi baru agar lebih menguntungkan.
Pengguna setia tentu berharap layanan ini tetap berkualitas tanpa membebani perusahaan.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini