Israel Bom UGD RS Kamal Adwan: Nyawa Pasien Terancam
By Cecep Mahmud
23 Dec 2024
Direktur Rumah Sakit, Dr. Hussam Abu Safia, yang memohon perlindungan internasional untuk pasien dan staf medis yang masih bertahan di tengah situasi yang semakin memburuk. (X/@Spring02060527)
LBJ - Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara menjadi sasaran serangan sengit pasukan Israel, mengancam nyawa puluhan pasien, termasuk bayi di unit perawatan intensif dan ibu hamil. Serangan ini memicu seruan mendesak dari Direktur Rumah Sakit, Dr. Hussam Abu Safia, yang memohon perlindungan internasional untuk pasien dan staf medis yang masih bertahan di tengah situasi yang semakin memburuk.
Serangan yang dimulai sejak Sabtu malam terus berlanjut tanpa jeda. Tembakan dari drone, peluru tank, dan sniper menghujani bangunan rumah sakit. Menurut Dr. Hussam Abu Safia, berbagai bagian vital rumah sakit, termasuk unit perawatan bayi dan ruang bersalin, menjadi sasaran langsung tembakan.
"Kami kini kembali menghadapi pengeboman langsung di unit perawatan intensif," ujar Dr. Abu Safia dalam pernyataan videonya. "
Bagian perawatan bayi, bagian bersalin, dan seluruh bagian rumah sakit menjadi sasaran pasukan pendudukan dengan berbagai jenis senjata."
Baca juga: Qatar Resmi Buka Kembali Kedutaan di Suriah Setelah 13 Tahun Vakum
Situasi semakin mencekam ketika peluru terus menembus dinding rumah sakit, merusak peralatan medis, dan memaksa pasien serta staf untuk berlindung di koridor jauh dari jendela.
Dengan 66 pasien yang masih bertahan di dalam rumah sakit, termasuk bayi baru lahir dan pasien dalam kondisi kritis, keselamatan mereka berada di ujung tanduk. Selain itu, staf medis yang tersisa berjuang tanpa peralatan memadai dan hampir tanpa pasokan medis penting.
Hani Mahmoud, seorang jurnalis dari Al Jazeera yang melaporkan dari dekat Deir el-Balah, menyebut situasi ini sebagai "serangan yang disengaja terhadap fasilitas kesehatan."
"Militer Israel telah memerintahkan evakuasi dari rumah sakit, tetapi mereka juga menciptakan lingkungan yang mengintimidasi sehingga membuat orang merasa tidak aman untuk meninggalkan rumah sakit," jelas Mahmoud.
Baca juga: 7 Anak dari Satu Keluarga Tewas dalam Serangan Udara Israel di Jalur Gaza
Situasi semakin diperparah dengan hilangnya kontak dengan pihak rumah sakit sejak malam serangan dimulai. Wartawan dan pihak luar kesulitan mendapatkan informasi terbaru dari dalam fasilitas tersebut.
Rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan pasien berlindung di lorong-lorong sempit rumah sakit untuk menghindari tembakan. Namun, banyak korban dilaporkan terluka akibat peluru yang menembus dinding rumah sakit dan merusak infrastruktur penting.
Serangan terhadap RS Kamal Adwan mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut serangan ini "sangat mengkhawatirkan" dan menyerukan gencatan senjata segera demi menyelamatkan nyawa yang tersisa.
Sementara itu, laporan dari Human Rights Watch menuding Israel sengaja memblokade bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis dan pangan, yang sangat dibutuhkan di Gaza Utara.
Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di Jalur Gaza. Ribuan orang telah menjadi korban, dan lebih dari dua juta warga Palestina kini hidup dalam kondisi yang nyaris mustahil akibat pengepungan dan blokade total.
"Lebih dari satu juta anak-anak terkena dampak perang ini," ujar Rachel Cummings, Direktur Kemanusiaan Save the Children di Gaza.
"Kami berusaha memberikan bantuan, tetapi dampak jangka panjang dari krisis ini akan sangat mengerikan."***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini