×
image

Dibayangi Tarif Trump, RI Siap Pindahkan Rute Ekspor ke Eropa dan Australia

  • image
  • By Shandi March

  • 18 Apr 2025

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Wamenkeu Thomas Djiwandono (kiri) dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu (kanan). (Tangkapan Layar Youtube Perekonomian RI)

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Wamenkeu Thomas Djiwandono (kiri) dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu (kanan). (Tangkapan Layar Youtube Perekonomian RI)


LBJ— Pemerintah Indonesia mulai menyiapkan strategi pengalihan rute ekspor menyusul ancaman tarif tinggi dari Amerika Serikat (AS) di bawah kebijakan Presiden Donald Trump. Langkah ini diambil untuk menyelamatkan nilai ekspor nasional dari beban tarif hingga 47 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan rencana tersebut secara langsung dalam konferensi pers daring dari AS pada Jumat (18/4) pagi waktu Indonesia.

“Ekspor kita itu 10 persen ke Amerika sehingga tentu kita bicara dengan mitra lain, salah satunya tentu kita bisa meningkatkan ke EU (Uni Eropa),” ujar Airlangga.

Menindaklanjuti hal itu, pemerintah mempercepat penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA). Perjanjian ini diharapkan bisa membuka keran lebih lebar untuk produk-produk ekspor Indonesia di pasar Eropa.

Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia tidak hanya bergantung pada Eropa. Pemerintah juga tengah menjajaki peluang dagang dengan Meksiko, Australia, dan sejumlah negara di kawasan Amerika Latin.

Baca juga : Dokter PPDS UI Dilaporkan ke Polisi, Diduga Rekam Mahasiswi saat Mandi

Strategi ini menjadi langkah taktis untuk memecah dominasi pasar ekspor yang selama ini terlalu bergantung pada AS.

Langkah konkret sudah terlihat dari hasil pembicaraan bilateral antara Indonesia dan Australia. Airlangga menyebut Australia telah menyatakan kesanggupan untuk menyerap lebih banyak produk dari Indonesia.

“Kemarin dalam pembicaraan dengan Menteri Perdagangan Australia, Australia juga menyanggupi untuk menyerap produk Indonesia lebih besar,” ungkapnya.

Ini membuka peluang besar bagi sektor industri nasional untuk menjajaki ceruk pasar baru, khususnya di kawasan Pasifik dan regional Oseania.

Baca juga : Bocah 13 Tahun Diculik lalu Disekap di Rumah Kontrakan Pelaku Jaktim, Sempat Diperkosa

Presiden Donald Trump sebelumnya menetapkan tarif dagang sebesar 32 persen bagi produk Indonesia. Angka ini berlaku sebagai tambahan dari tarif dasar sebesar 10 persen yang dikenakan terhadap seluruh negara mitra dagang AS. Bila dijumlahkan dengan tarif eksisting lainnya, beban total bisa menyentuh angka 47 persen.

Meskipun Washington sempat menangguhkan penerapan tarif tersebut selama 90 hari, Indonesia tidak ingin berjudi dengan waktu.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa ketergantungan pada satu pasar utama bisa menjadi boomerang di tengah dinamika geopolitik global.

Dengan memperluas pasar ke berbagai kawasan, Indonesia berharap ekspor nasional tetap tumbuh dan tidak terpukul oleh kebijakan proteksionisme AS.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post