Krisis Gizi Mengancam Puluhan Ribu Anak di Gaza Akibat Blokade Bantuan Israel
By Cecep Mahmud
10 Apr 2025

Sedikitnya 60.000 anak di Jalur Gaza terancam komplikasi kesehatan serius akibat kekurangan gizi.(Foto X)
LBJ - Sedikitnya 60.000 anak di Jalur Gaza terancam komplikasi kesehatan serius akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan oleh menyusutnya pasokan makanan di tengah blokade bantuan oleh Israel. Demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (10/4/2025).
Pernyataan tersebut dikeluarkan sehari setelah Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menolak usulan baru Israel terkait pengendalian pengiriman bantuan ke Gaza.
Guterres menilai usulan tersebut berisiko "semakin mengendalikan dan membatasi bantuan secara kejam hingga ke kalori dan tepung terakhir".
Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan bahwa "kurangnya gizi dan air minum yang memadai akan memperparah tantangan kesehatan".
Baca juga: Perang Dagang Memanas, Trump Kenakan Tarif Impor China Hingga 104 Persen
Selain itu, larangan vaksinasi untuk anak-anak, terutama vaksinasi polio, juga menjadi perhatian serius.
Menurut PBB, tidak ada bantuan yang dikirim ke wilayah berpenduduk 2,3 juta jiwa itu sejak 2 Maret.
Israel terus menutup titik-titik penyeberangan perbatasan penting. Akibatnya, berbagai kebutuhan mendasar seperti makanan, pasokan medis, dan bahan bakar tidak dapat masuk.
Kondisi ini memaksa penutupan 21 pusat gizi. Terganggunya perawatan dialami oleh sekitar 350 anak yang sudah menderita kekurangan gizi parah.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) bulan lalu juga telah memperingatkan. Ratusan ribu orang di Gaza berisiko mengalami kelaparan parah dan kekurangan gizi.
Hal ini diakibatkan oleh meluasnya aktivitas militer Israel yang sangat mengganggu operasi bantuan pangan.
"WFP dan mitra dari sektor keamanan pangan tidak dapat membawa pasokan makanan baru ke Gaza selama lebih dari tiga minggu," demikian pernyataan WFP.
Baca juga: Sekjen PBB Desak Israel Akhiri Blokade Gaza di Tengah Krisis Kemanusiaan
Mereka menambahkan bahwa stok makanan yang tersisa hanya akan mendukung operasi selama maksimal dua minggu.
Israel dituding berulang kali menggunakan makanan dan bantuan kemanusiaan internasional sebagai alat tekanan kolektif terhadap rakyat Palestina.
Perang yang telah berlangsung selama 18 bulan di Jalur Gaza telah menyebabkan lebih dari 50.000 orang tewas, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.
"Semua persediaan dasar hampir habis," kata Juliette Touma dari UNRWA, badan PBB untuk bantuan Palestina.
"Ini berarti bayi dan anak-anak tidur dalam keadaan kelaparan. Setiap hari tanpa persediaan dasar ini, Gaza semakin dekat dengan kelaparan yang sangat, sangat parah."
COGAT, unit militer Israel yang bertanggung jawab atas masalah sipil di wilayah Palestina yang diduduki, pekan lalu bertemu dengan perwakilan badan-badan PBB dan kelompok bantuan internasional.
Mereka mengusulkan "mekanisme pemantauan terstruktur dan pemasukan bantuan" untuk Gaza.
Israel mengklaim bahwa bantuan dialihkan dari warga sipil oleh Hamas.
Namun, Jonathan Whittall, pejabat senior bantuan PBB untuk Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, membantah klaim tersebut. Ia menyatakan pekan lalu tidak ada bukti adanya pengalihan bantuan.
Baca juga: Ukraina Tangkap 2 Warga China yang Bertempur Bersama Rusia
Militer Israel juga menghentikan aliran air dari perusahaan Israel Mekorot ke Jalur Gaza pada pekan lalu. Tindakan ini secara efektif memutus 70 persen total pasokan air di wilayah kantong Palestina tersebut.
Hosni Mehanna, juru bicara pemerintah kota Gaza, menjelaskan bahwa pemutusan tersebut berdampak pada jaringan pipa utama di lingkungan Shujayea, bagian timur Kota Gaza. Wilayah tersebut menjadi lokasi serangan militer Israel sejak Kamis.
"Alasan di balik gangguan tersebut masih belum jelas," kata Mehanna.
"Kami berkoordinasi dengan organisasi internasional untuk memeriksa apakah jaringan pipa tersebut rusak akibat pemboman besar-besaran Israel di wilayah tersebut."
"Apa pun penyebabnya, konsekuensinya sangat buruk," tegas Mehanna.
"Jika aliran air dari Mekorot tidak segera dipulihkan, Gaza akan menghadapi krisis air yang parah."***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini