×
image

Perang Dagang Memanas, Trump Kenakan Tarif Impor China Hingga 104 Persen

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 09 Apr 2025

Ilustrasi terminal peti kemas. (Pixabay/@druckfuchs)

Ilustrasi terminal peti kemas. (Pixabay/@druckfuchs)


LBJ - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin memperketat kebijakan tarif impor terhadap barang-barang asal China. Pada Selasa (8/4/2025), Trump memberlakukan bea masuk sebesar 104 persen untuk produk-produk China.

Keputusan ini diambil setelah Beijing menolak untuk menarik kembali langkah pembalasannya, sehingga memperdalam ketegangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut dalam perang dagang yang telah mengguncang pasar global.

Selain China, tarif impor untuk sejumlah barang dari berbagai negara juga dijadwalkan meningkat pada Rabu (9/4/2025) pukul 12.01 dini hari waktu setempat.

China, sebagai mitra dagang utama sekaligus rival ekonomi utama Washington, diperkirakan akan menjadi pihak yang paling merasakan dampak signifikan dari kebijakan tarif terbaru Trump ini.

Baca juga: Kanada dan Eropa Siapkan Balasan Pasca Trump Naikan Tarif Impor Mobil

Awalnya, Presiden ke-47 AS tersebut mengumumkan tarif tambahan sebesar 34 persen untuk barang-barang yang diimpor dari China. Namun, setelah Beijing merespons dengan memberlakukan tarif sebesar 34 persen untuk produk-produk Amerika, Trump membalas dengan janji mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen, yang kemudian ia tanda tangani pada hari Selasa.

Dengan mempertimbangkan tarif yang telah diberlakukan pada bulan Februari dan Maret, tarif kumulatif yang dikenakan terhadap barang-barang China selama masa jabatan kedua Trump kini mencapai 104 persen.

Trump menegaskan bahwa keputusan selanjutnya berada di tangan China.

Ia menyatakan bahwa Beijing "sangat ingin membuat kesepakatan, tetapi mereka tidak tahu bagaimana memulainya," seperti dikutip dari kantor berita AFP.

Sementara itu, Beijing menunjukkan tekad untuk bertahan dalam perang dagang ini hingga akhir, meskipun indeks pasar utama AS kembali mengalami penurunan pada hari Selasa.

Baca juga: Prabowo Bertemu Anwar Ibrahim, Bahas Dampak Tarif Masuk AS untuk ASEAN

Presiden Trump tetap meyakini bahwa kebijakan tarifnya akan mampu menghidupkan kembali sektor manufaktur Amerika dengan mendorong perusahaan-perusahaan untuk kembali beroperasi di dalam negeri.

Namun, sejumlah pakar bisnis dan ekonom meragukan apakah perubahan besar dapat terjadi dalam waktu dekat. Mereka bahkan memperingatkan potensi dampak inflasi yang lebih tinggi akibat tarif, yang dapat mendorong kenaikan harga barang bagi konsumen.

Pada Selasa (8/4/2025), Trump juga mengklaim bahwa Amerika Serikat memperoleh pendapatan hampir 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 33,9 triliun) per hari dari penerapan tarif impor ini.

Pada malam harinya, Trump mengumumkan rencana AS untuk segera memberlakukan tarif besar terhadap produk farmasi.

Selain itu, ia menandatangani perintah yang memberikan wewenang untuk mengenakan tarif yang jauh lebih tinggi untuk impor barang-barang China dengan nilai rendah, yang akan mulai berlaku pada awal bulan depan.

Dalam pertemuan makan malam dengan anggota Partai Republik, Trump menambahkan bahwa banyak negara yang sangat ingin mencapai kesepakatan dagang dengan AS.

Meskipun demikian, hingga saat ini, belum ada indikasi jelas mengenai kesepakatan antara China dan AS yang dapat meredakan ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post