×
image

PBB: Rata-rata 100 Anak di Gaza Tewas atau Terluka Setiap Hari Sejak 18 Maret

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 06 Apr 2025

 Sejak serangan yang kembali dilancarkan pada 18 Maret, setidaknya 100 anak dilaporkan tewas atau mengalami luka-luka setiap harinya. (foto X/@mhdksafa)

Sejak serangan yang kembali dilancarkan pada 18 Maret, setidaknya 100 anak dilaporkan tewas atau mengalami luka-luka setiap harinya. (foto X/@mhdksafa)


LBJ - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan keprihatinan mendalam atas nasib anak-anak di Gaza. Sejak serangan yang kembali dilancarkan pada 18 Maret, setidaknya 100 anak dilaporkan tewas atau mengalami luka-luka setiap harinya. Informasi ini disampaikan oleh kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, melalui platform X pada Sabtu (6/4/2025).

Lazzarini mengecam keras pembunuhan anak-anak dan menyebut tindakan Israel telah mengubah Gaza menjadi "tanah terlarang" bagi mereka.

Ia menyayangkan bahwa "nyawa anak-anak" direnggut dalam konflik yang bukan merupakan tanggung jawab mereka.

"Ini adalah noda pada kemanusiaan kita bersama," tegas Lazzarini.

Data dari UNICEF menunjukkan bahwa sedikitnya 322 anak dilaporkan tewas di Gaza sejak Israel memperbarui serangannya pada 18 Maret.

Serangan ini menghancurkan gencatan senjata dua bulan yang sebelumnya berlaku sejak 19 Januari.

Baca juga: Iran Tolak Negosiasi Langsung dengan AS, Sebut "Tidak Berarti"

Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell pada Senin lalu menyatakan bahwa gencatan senjata sebelumnya telah memberikan harapan dan jalur kehidupan penting bagi anak-anak Gaza. Namun, anak-anak kini kembali terjerumus dalam siklus kekerasan dan kekurangan yang mematikan.

Dalam rangka memperingati Hari Anak Palestina yang jatuh setiap tanggal 5 April, Kementerian Pendidikan Palestina pada Sabtu lalu menyatakan bahwa anak-anak merupakan korban yang paling banyak menjadi sasaran agresi Israel. Lebih dari 17.000 anak di Gaza dilaporkan tewas sejak Oktober 2023.

"Angka tersebut mencerminkan besarnya tragedi yang dialami anak-anak, dengan setiap angka mewakili kehidupan, kenangan, dan pengalaman yang hilang," demikian pernyataan kementerian tersebut.

Kelompok Hamas juga mengecam kebijakan Israel yang mereka sebut sebagai "pembunuhan, penahanan, dan penyiksaan yang disengaja terhadap anak-anak, serta perampasan hak asasi manusia dasar mereka".

Hamas memperingatkan bahwa "kekebalan hukum Israel mendorong eskalasi lebih lanjut atas kejahatan terhadap anak-anak Palestina". Dalam pernyataannya, Hamas menyebutkan bahwa sekitar 1.100 anak telah ditahan oleh tentara Israel sejak 7 Oktober 2023, dan sekitar 39.000 lainnya kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka akibat kekerasan tersebut.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Myanmar Bertambah Jadi 3.354 Orang, 4.508 Terluka

Hamas juga menuduh pendudukan Israel terus menargetkan anak-anak melalui berbagai cara, termasuk menggunakan mereka sebagai tameng manusia, merampas hak pendidikan, dan berupaya menghapus identitas nasional mereka.

Data gabungan dari Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan, Masyarakat Tahanan Palestina, dan Asosiasi Dukungan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Addameer pada Sabtu lalu melaporkan bahwa Israel telah menahan 1.200 anak Palestina dari Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.

Mereka menyatakan bahwa anak-anak yang ditahan mengalami "penyiksaan, kelaparan, pengabaian medis, dan perampasan sistematis setiap hari".

Kondisi ini dilaporkan menyebabkan kematian seorang tahanan anak pertama, Walid Ahmad (17 tahun), di Penjara Megiddo.

Lebih dari 9.500 warga Palestina, termasuk wanita dan lebih dari 350 anak-anak, saat ini ditahan di penjara Israel dalam kondisi yang keras, menurut laporan dari organisasi hak asasi manusia Palestina dan Israel.

Sementara itu, UNRWA melaporkan lebih dari 142.000 warga Palestina mengungsi antara 18 Maret dan 23 Maret, dan memperingatkan potensi bencana kemanusiaan lebih lanjut di Gaza.

Sejak konflik di Gaza dimulai, sekitar 1,9 juta orang, termasuk ribuan anak-anak, telah mengalami pengungsian paksa berulang kali. Israel dilaporkan telah membunuh lebih dari 50.600 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Mahkamah Pidana Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus dugaan genosida di Mahkamah Internasional terkait konfliknya di wilayah tersebut.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post