Iran Tolak Negosiasi Langsung dengan AS, Sebut "Tidak Berarti"
By Cecep Mahmud
06 Apr 2025

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi secara tegas menolak tawaran negosiasi langsung dengan Amerika Serikat. (foto X/@Consulting4502)
LBJ - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi secara tegas menolak tawaran negosiasi langsung dengan Amerika Serikat. Penolakan ini disampaikan pada Minggu (6/4), menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang lebih memilih pembicaraan langsung dengan Republik Islam tersebut.
Araghchi menilai negosiasi langsung dengan AS sebagai tindakan yang "tidak berarti".
Sebelumnya, pada Kamis lalu, Presiden Trump menyatakan preferensinya untuk melakukan "pembicaraan langsung" dengan Iran.
Ia berpendapat bahwa komunikasi langsung akan mempercepat proses pemahaman antar kedua belah pihak dibandingkan melalui perantara.
Baca juga: Korban Tewas Gempa Myanmar Bertambah Jadi 3.354 Orang, 4.508 Terluka
Pernyataan ini muncul setelah sebelumnya Trump mendesak Teheran untuk bernegosiasi mengenai program nuklirnya, sambil melontarkan ancaman tindakan militer jika diplomasi gagal.
Menanggapi hal tersebut, Menlu Araghchi menyatakan bahwa "negosiasi langsung tidak akan berarti apa-apa dengan pihak yang terus-menerus mengancam akan menggunakan kekerasan yang melanggar Piagam PBB dan yang menyatakan posisi yang bertentangan dari berbagai pejabatnya". Pernyataan ini disampaikan melalui kementerian luar negeri Iran.
Meskipun menolak negosiasi langsung, Iran menyatakan tetap terbuka pada jalur diplomasi.
"Kami tetap berkomitmen pada diplomasi dan siap untuk mencoba jalur negosiasi tidak langsung," lanjut Araghchi.
Lebih lanjut, Araghchi menegaskan kesiapan Iran dalam menghadapi berbagai kemungkinan.
"Iran terus mempersiapkan diri untuk semua kemungkinan atau kemungkinan kejadian, dan sebagaimana seriusnya dalam diplomasi dan negosiasi, Iran juga akan bersikap tegas dan serius dalam membela kepentingan dan kedaulatan nasionalnya," tegasnya.
Baca juga: Badai Terjang AS Tewaskan 16 Jiwa, Picu Banjir dan Timbulkan Kerusakan
Sebelum pernyataan Araghchi, pada Sabtu lalu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian sempat menyampaikan bahwa negaranya bersedia berdialog dengan AS dengan "kedudukan yang setara".
Namun, Pezeshkian juga mempertanyakan ketulusan Washington dalam menyerukan negosiasi di tengah retorika ancaman.
"Jika Anda menginginkan negosiasi, lalu apa gunanya mengancam?" ujarnya.
Ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, telah berlangsung selama beberapa dekade.
Negara-negara Barat menuduh Iran berupaya mengembangkan senjata nuklir. Iran selalu membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa program nuklirnya bertujuan damai untuk kepentingan sipil.
Dalam perkembangan terpisah pada Sabtu, Kepala Korps Garda Revolusi Islam Hossein Salami menyatakan bahwa Iran "siap" untuk menghadapi perang.
"Kami sama sekali tidak khawatir tentang perang. Kami tidak akan menjadi pemrakarsa perang, tetapi kami siap untuk perang apa pun," demikian laporan kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip pernyataan Salami.
Penolakan negosiasi langsung oleh Iran menunjukkan masih adanya ketidakpercayaan yang mendalam antara kedua negara.
Meskipun terbuka untuk negosiasi tidak langsung, Iran tetap menunjukkan sikap waspada dan kesiapan untuk menghadapi potensi konflik.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini