Warga AS Antusias Berbondong-bondong ke TPS, Trump dan Harris Bersaing Ketat
By Cecep Mahmud
06 Nov 2024
.jpg)
Pemilu kali ini dianggap sebagai salah satu yang paling bersejarah, dengan persaingan ketat yang sulit diprediksi. (Foto X)
LBJ - Pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2024 berlangsung sengit, dengan jutaan warga Amerika memadati tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri. Mereka hadir untuk memilih antara Donald Trump, kandidat dari Partai Republik, dan Kamala Harris dari Partai Demokrat. Pemilu kali ini dianggap sebagai salah satu yang paling bersejarah, dengan persaingan ketat yang sulit diprediksi.
Kedua Kandidat Ajak Pendukung Memilih
Di Hari Pemilihan, baik Trump maupun Harris memberikan dorongan penuh kepada para pendukungnya untuk datang ke TPS. Harris, yang menghabiskan sebagian harinya menelepon stasiun-stasiun radio, menekankan pentingnya partisipasi aktif.
“Kita harus menyelesaikannya. Hari ini adalah hari pemungutan suara, dan orang-orang harus keluar dan beraktivitas,” ujarnya dalam wawancara dengan salah satu stasiun radio di Georgia.
Trump, melalui akun media sosialnya, turut menyemangati para pemilih. “Saya ingin kalian memberikan suara kalian, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan,” katanya.
Baca juga: Harris dan Trump Bersaing Ketat di Negara Bagian Kunci Menjelang Pemilu AS 2024
Setelah memberikan suaranya di Palm Beach, Florida, Trump menyatakan keyakinannya terhadap peluangnya. “Sepertinya Partai Republik telah muncul dengan kekuatan penuh. Kita lihat saja hasilnya nanti,” tambahnya.
Pengamanan Ketat di Sejumlah Negara Bagian
Beberapa negara bagian mengambil langkah ekstra untuk memastikan keamanan di TPS. Di Georgia, petugas pemilu dilengkapi tombol panik untuk menghadapi potensi ancaman keamanan. Sementara itu, Maricopa County di Arizona, yang menjadi fokus tuduhan penipuan pada pemilu sebelumnya, tampak seperti benteng dengan pengamanan ketat, lengkap dengan pagar, penghalang beton, kamera keamanan, hingga penembak jitu.
Namun, beberapa insiden keamanan tetap terjadi. Di Fulton County, Georgia, ancaman bom palsu menyebabkan evakuasi sementara di dua TPS. Biro Investigasi Federal (FBI) menyatakan bahwa ancaman tersebut sebagian besar berasal dari “domain email Rusia,” dan tidak dianggap kredibel.
Suara Kelompok Minoritas Menjadi Penentu
Di tengah ketatnya persaingan, suara kelompok minoritas memainkan peran penting, terutama di negara bagian seperti Georgia. Stephanie Jackson Ali, Direktur Kebijakan New Georgia Project, menyebut ancaman di TPS daerah minoritas sebagai tanda kuatnya suara mereka.
“Ini menunjukkan kekuatan suara warga kulit hitam di Georgia sangat besar, begitu pula pemilih pemula,” ujarnya.
Baca juga: Pemilu Presiden AS 2024: Begini Cara Kerja Proses Pemilihannya
Pemilih dari Berbagai Kalangan Antusias Berpartisipasi
Di berbagai negara bagian, pemilih dari latar belakang yang beragam datang untuk mendukung calon pilihan mereka. Nakita Hogue, seorang warga Dearborn, Michigan, memilih Harris dengan alasan hak kesehatan perempuan.
“Untuk putri saya, saya ingin dia memiliki pilihan itu,” ucapnya.
Di Phoenix, Arizona, Felicia Navajo dan suaminya Jesse Miranda mendukung Trump dengan harapan pemulihan ekonomi.
“Saya ingin melihat orang-orang baik datang ke kota ini, orang-orang yang bersedia bekerja,” kata Miranda.
Sejarah Baru Siap Tercipta
Pemilu kali ini tak hanya menentukan pemimpin baru, namun juga mencetak sejarah. Harris, jika menang, akan menjadi presiden perempuan kulit hitam pertama dengan latar belakang Asia Selatan. Di sisi lain, Trump berpeluang menjadi presiden pertama dalam lebih dari satu abad yang menjabat dua kali dalam periode tidak berturut-turut.
Siapa yang Akan Menang?
Dengan ketatnya persaingan di negara-negara bagian penentu seperti Arizona, Georgia, dan Pennsylvania, hasil akhir mungkin baru akan diketahui dalam beberapa hari ke depan. Hasil pemilu ini akan mencerminkan pilihan rakyat Amerika dalam menentukan masa depan mereka.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini